Rabu, Oktober 4, 2023
Lainnya
    Tips6 Cara Menyiasati Risiko Pemilik Mobil Saat Musim Hujan dan Banjir

    6 Cara Menyiasati Risiko Pemilik Mobil Saat Musim Hujan dan Banjir

    Saat musim hujan, para pemilik mobil kerap was-was baik saat di jalanan maupun rumah. Tentunya risiko finansial karena mobil terendam banjir sangat tinggi.

    Bagaimana tidak, jika mobil terendam banjir,  maka bisa menimbulkan kerusakan mesin, kelistrikan, hingga penumpukkan kotoran yang sangat mengganggu, dan terjadinya korosi di eksterior maupun interior.

    Berdasarkan keterangan tertulis asuransi Lifepal, biaya perbaikan mobil yang terendam banjir tidak murah. Apabila menyebabkan kerusakan di unit kontrol mesin (ECU), dan maka penggantian komponen tersebut setidaknya di atas Rp 5 juta atau lebih, tergantung jenis mobilnya.

    Oleh karena itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pemilik mobil untuk menghadapi risiko finansial akibat banjir, berikut ulasannya dari Lifepal.co.id:

    1. Kurangi mobilitas di musim hujan ini

    Selain bisa meminimalisir dampak penyebaran virus COVID-19, mengurangi aktivitas di luar rumah juga akan mengurangi resiko mobil terendam banjir.

    Jika kegiatan bekerja di kantor atau meeting bisa dilakukan dengan cara virtual, maka manfaatkanlah teknologi yang ada. Gunakan aplikasi-aplikasi yang bisa menunjang produktivitas dalam bekerja.

    Mengurangi mobilitas juga tentunya bisa menghemat pengeluaran untuk membeli bahan bakar mobil.

    2. Jangan sembarangan terjang banjir

    Sejatinya, mobil masih bisa menerjang genangan air yang tinggi di permukaan jalan, asalkan tinggi genangan maksimal setengah ban mobil. Namun hal itu tentu cukup berisiko untuk dilakukan.

    Pastikan saja, “bukanlah” yang pertama dalam melintasi rute tersebut. Dengan cara ini bisa memastikan jalanan masih bisa dilewati.

    Jika cukup percaya diri melewati genangan tinggi itu, gunakanlah kecepatan yang stabil (tidak kencang) agar tidak memunculkan gelombang air besar yang berisiko masuk ke kap mesin atau mengganggu warga sekitar.

    Apabila kurang yakin untuk menerjang banjir di depan mata, segera putar balik. Cari rute alternatif yang lebih aman, meskipun rute tersebut tengah dilanda kemacetan.

    3. Manfaatkan dongkrak bila rumah selalu terendam banjir

    Mengurangi mobilitas mungkin bisa menjadi solusi menghindari banjir, namun apa jadinya jika kita sebagai pemilik mobil tinggal di wilayah langganan banjir? Mau tidak mau, suka tidak suka, mobil kita pun akan berpotensi terendam banjir.

    Untuk memitigasi hal ini, ada beberapa cara yang bisa lakukan. Yang pertama adalah memarkir mobil ke wilayah rumah yang lebih tinggi. Namun, bila tidak tersedia tempat yang lebih tinggi di rumah, gunakan dongkrak agar posisi mobil tidak terendam terlalu parah.

    4. Pindahkan mobil ke tempat yang lebih tinggi

    Lantas bagaimana jika banjir yang menerjang kediaman kita terlampau tinggi hingga mencapai kap mobil? Dongkrak tentu tidak akan membantu.

    Oleh karena itu, pindahkan mobil ke wilayah yang tidak rawan banjir di musim hujan ke wilayah dekat rumah, yang tidak terkena banjir.

    Koordinasikan pemindahan mobil dengan warga sekitar. Pastikan wilayah yang gunakan untuk parkir mobil bukan jalanan sempit di komplek perumahan warga. Parkir di jalanan komplek perumahan yang sempit justru akan mengganggu warga sekitar.

    Pilihlah tanah lapang yang memang disediakan oleh warga setempat sebagai tempat parkir darurat.

    5. Lakukan perluasan untuk asuransi mobil

    Pastikan mobil sudah terlindungi dengan asuransi mobil terlebih dulu, baik all risk atau comprehensive maupun total loss only (TLO). Namun diketahui pula bahwa manfaat perlindungan musibah banjir penting untuk dimiliki bagi mereka yang tinggal atau beraktivitas di wilayah rawan banjir.

    Untuk memperluas jaminan asuransi mobil tentu bukan hal yang rumit. hanya perlu menghubungi pihak asuransi untuk pengajuan perluasan jaminan tersebut.

    Mengingat banjir memunculkan risiko finansial yang bisa mengganggu kesehatan keuangan, maka milikilah asuransi mobil dengan perluasan jaminan bencana alam yaitu banjir.

    Beberapa produk asuransi juga bahkan bisa memberikan fasilitas mobil derek atau towing car, emergency road assistance, hingga ambulan.

    6. Tidak perlu memodifikasi mobil agar terkesan anti-banjir

    Memodifikasi mobil dengan cara meninggikan kaki-kaki agar ground clearance menjadi lebih tinggi, dan mengganti ban standar dengan ban offroad justru bisa menimbulkan risiko baru. Terutama jika hal itu dilakukan secara asal-asalan.

    Selain akan mengorbankan kenyamanan mobil, tindakan ini juga tentunya sangat menguras biaya. Belum lagi ada kemungkinan besar asuransi mobil yang gunakan gugur, OLXer tidak akan bisa mendapat manfaat proteksi dari asuransi.

    Merujuk pada Polis Standar Asuransi Kendaraan Bermotor Indonesia (PSAKBI) Pasal 8 tentang Perubahan Risiko, disebutkan bahwa:

    Tertanggung wajib memberitahukan kepada Penanggung setiap keadaan yang memperbesar risiko yang dijamin Polis, selambat-lambatnya dalam waktu tujuh hari kalender apabila terjadi perubahan pada bagian dan/atau penggunaan Kendaraan Bermotor.

    Oleh karena itu, jikalau berniat melakukan modifikasi, konsultasikanlah terlebih dulu dengan pihak asuransi.

    Itulah hal-hal yang harus diketahui oleh pemilik mobil guna menghadapi risiko banjir. Pada intinya, terdapat dua cara besar untuk menghadapi risiko ini, pertama adalah dengan menghindari banjir itu sendiri dan yang kedua yaitu dengan mentransfer risiko finansial tersebut ke perusahaan asuransi.

    Semoga bermanfaat..,

     

    Populer
    GIIAS 2023
    Berita Terkait