Jumat, Maret 29, 2024
Lainnya
    Tak BerkategoriAlasan Kenapa Ada Pilihan Harus Ganti Oli Berdasarkan Jarak atau Waktu

    Alasan Kenapa Ada Pilihan Harus Ganti Oli Berdasarkan Jarak atau Waktu

    Mengganti oli memang harus dilakukan secara berkala. Hal ini sama ketika melakukan servis rutin yang dianjurkan pabrikan seperti dicatat dalam buku servis.

    Untuk mobil atau kendaraan roda empat misalnya. Anjuran mengganti oli bisa dipilih berdasarkan patokan jarak tempuh seperti 5.000 km, 10.000 km, 20.000 km, 30.000 km, hingga kelipatan 10.000 km selanjutnya, atau bisa juga patokan waktu pemakaian seperti enam bulan sekali.

    Karena itu, ada juga pilihan untuk mengganti oli berdasarkan jarak tempuh atau waktu mana yang lebih cepat.

    Adanya pilihan penggantian oli berdasarkan jarak tempuh atau waktu ini bukan tanpa alasan. Karena memang mempengaruhi kualitas oli ada beberapa faktor, mulai dari cuaca, jarak tempuh, gaya mengemudi.

    Hal ini juga diungkapkan Vice President Director Federal Oil, Adrian Baskoro. Hanya saja, pria yang akrab disapa AB ini menyatakan, gaya mengemudi menjadi salah satu hal perlu diperhatikan.

    Pasalnya kata AB, mengemudi dengan jarak 2.000 km di Jakarta akan berbeda di wilayah yang tidak terlalu macet. Di Jakarta, lanjut dia, pengemudi pasti kerap mengemudi stop and go.

    “Pada saat stop and go, mesin dalam keadaan panas, lebih panas malah dan panasnya juga bukan hanya dari mesin. Pada saat macet  panasnya (yang dihasilkan) dari sekeliling atau motor-motor lain. Jadi sudah panas dari mesinnya sendiri dan panasnya dari luar juga,” ucap AB saat ditemui di sela acara program Mobil Garage Beats yang digelar Exxon Mobil di jalan Radio Dalam, Jakarta.

    Ya, artinya ketika macet melanda, mesin mobil akan tetap menyala secara biasa namun mobil tidak melaju. Sedangkan di luar ada juga hawa-hawa panas yang dihasilkan kendaraan lain. Parahnya, karena macet, mesin akan sangat panas, namun tanpa dorongan bantuan angin dari luar yang berfungsi mendinginkan mesin.

    Menurut AB, jika kondisi panas, oli yang ada dalam mesin juga bisa mengalami penguapan. Nah, uap dari oli ini membuat volume oli itu sendiri habis, sehingga menyebabkan kualitasnya menurun.

    AB juga menyatakan, kebiasaan gaya pengemudi pengendara satu dan lainnya bisa berbeda-beda. Hal itulah menyebabkan kualitas oli mobil a dan b bisa tak sama, meski oli diganti secara bersamaan.

    “Karena ada satu orang yang bawa kendaraan yang ‘nguuuungggg’ (tak pernah ganti transmisi). Nah ada yang satu (kemudian ganti transmisi) kedua dan seterusnya,” ujarnya.

    Nah, jika mobil lebih sering digunakan di perkotaan dengan kondisi stop and go, maka ada baiknya jangan berpatokan dengan jarak tempuh, tetapi berdasarkan patokan waktu.

    Adapun jika kualitas oli menurun, maka hal tersebut akan berpengaruh pada kinerja mesin yang tak maksimal. (Her)

    Populer
    GIIAS 2023
    Berita Terkait