Sabtu, April 20, 2024
Lainnya
    Berita8 Masalah Jika Menggunakan Oktan Rendah, Salah Satunya Merusak Piston

    8 Masalah Jika Menggunakan Oktan Rendah, Salah Satunya Merusak Piston

    Salah satu cara untuk merawat mesin mobil yaitu melakukan servis secara berkala. Namun cara mudah yang juga dapat dilakukan memilih bahan bakar dengan angka oktan yang sesuai dengan rasio kompresi.

    Bicara soal angka oktan pada sebuah kendaraan, ternyata akan sangat berpengaruh pada sistem pembakaran dan performa yang dihasilkan.

    Seperti dilansir akun Instagram @pertamina, sejatinya oktan itu merupakan suatu indeks yang menunjukan kualitas penyalaan dan pembakaran BBM dan kemampuan bakar tiu untuk menahan penyalaan prematur akibat tekanan yang tinggi.

    Bahkan dalam akun ini disebutkan, mobil bermesin bensin dengan standar emisi Euro 4 direkomendasikan untuk menggunakan bahan bakar yang angka oktan 91 ke atas karena kandungan sulfurnya kurang dari 50 ppm.

    Sementara mobil bermesin diesel dengan standar Euro 4 direkomendasikan  menggunakan bahan bakar dengan angka Cetane lebih dari 51 karena kandungan sulfurnya kurang dari 50 ppm.

    Diketahui, seperti halnya manusia, kendaraan dan oktan juga sudah berpasangan, Kalau angka oktan bahan bakar yang digunakan tidak sesuai, maka kendaraan akan knocking, turun performa, dan cepat rusak.

    Di Indonesia sendiri ternyata, meski bahan bakar dengan oktan 91 dan Cetane lebih dari 51 tersedia, namun  setidaknya 16.440.987 mobil pribadi, lalu 120.101.047 sepeda motor 2.538.182 kendaraan umum, belum semua menggunakan BBM sesuai dengan teknologinya. 

    Padahal, jika hal tersebut tidak dilakukan akan terjadi beberapa masalah baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, yaitu:

    Jangka Pendek

    – Keluaran tenaga mesin tidak optimal

    – Konsumsi BBM Menjadi lebih Boros

    – Mesin ngelitik (knocking)

    – Biaya perawatan mesin lebih mahal

    Jangka Panjang

    – Merusak  piston (kondisi terburuk menjadi berlubang)

    – Pengendapan kerak karbon (deposit)

    – Merusak mesin kendaraan (turun mesin)

    – Mengeluarkan emisi gas buang lebih polutif.

    Populer
    GIIAS 2023
    Berita Terkait