Dalam beberapa waktu terakhir hujan kerap mengguyur sejumlah wilayah di Indonesia. Tentu saja hal ini menjadi sinyal bagi pengendara baik mobil maupun sepeda motor untuk semakin berhati-hati.
Ya, mengemudi di kala hujan memang lebih berpotensi mengalami berbagai masalah, salah satunya terjadi kecelakaan.
OLXer juga harus tau tak hanya ketika turun hujan, tetapi pasca hujan tetap harus berhati-hati karena kondisi jalan masih basah dan terdapat genangan.
Nah, genangan air yang ada di atas aspal bisa saja menyebabkan ban mengambang atau tidak menyentuh permukaan aspal, alhasil ban kehilangan traksi dan lingkar kemudi akan sulit control. Hal inilah yang disebut aquaplaning atau hydroplaning.
Adapun penyebab terjadi hydroplaning ini bermacam-macam, antara lain:
Pertama, kebut-kebutan. Jika mobil dipacu sangat cepat di jalanan basah faktanya akan membuat karet ban kesulitan menyentuh aspal, atau daya mencengkram ban menjadi sulit, sehingga akan mudah tergelincir.
Kedua, ban botak atau gundul. Ban yang sudah tak lagi memiliki alur kembangan biasanya potensi hydroplaning lebih tinggi. Sebab, pada dasarnya alur kembangan pada ban bukan hiasan, tetapi berfungsi untuk memecah genangan dan membuang air.
Ketiga, ngerem mendadak. Ketika mengemudi saat hujan atau pasca hujan, ada baiknya mengemudi tidak ugal-ugalan atau melakukan manuver secara tiba-tiba hingga melakukan pengereman mendadak. Jika mengerem secara mendadak, ban akan terkunci, dan justru akan meluncur tanpa dapat dikendalikan.
Keempat, Jangan menggunakan fitur Cruise Control. Fitur Cruise Control yang diaktifkan dengan hanya sentuhan jari memang membantu pengemudi untuk tidak menekan pedal gas ketika laju mobil dipacu konstan atau sama.
Akan tetapi, jika dalam kondisi hujan menggunakan cruise control, hal itu sangat tidak tepat. Sebab, ketika hujan ada baiknya pengemudi lebih waspada dan memacu mobil dengan kecepatan lebih lambat.
