Kamis, April 25, 2024
Lainnya
    BeritaEURO4 Ready Bersama Isuzu

    EURO4 Ready Bersama Isuzu

    Pemerintah terus mendorong upaya aplikasi bahan bakar Biofuel 30 atau B30 terhadap kendaraan niaga yang diproduksi di Indonesia. B30 merupakan pencampuran antara bahan bakar diesel atau solar dengan FAME (Fatty Acid Methyl Ester), dengan komposisi 70 persen solar dan 30 persen FAME. 

    Banyak keunggulan dijelaskan oleh Putu Juli Ardika, Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terkait penggunaan B30 nantinya. “Jadi pemakaian B30 ini memang banyak sekali manfaat dari penggunanya,” seru Putu Juli Ardika di booth Isuzu pada pameran GIICOMVEC 2020, Jumat (6/3/2020).

    Keunggulannya karena bahan bakar tersebut ramah lingkungan. Cetane Number-nya 50, lebih baik dibandingkan dengan solar. Pembakaran yang terjadi lebih sempurna sehingga gas emisi yang dikeluarkan pun lebih rendah dibandingkan menggunakan solar. 

    “Bahan bakar B30 selain ramah lingkungan, juga dapat menghemat lebih dari 3 juta kiloliter impor solar serta menyerap 9,6 juta kiloliter Biofuel dalam negeri di 2020. Juga meningkatkan nilai tambah Crude Palm Oil menjadi biodiesel sebesar Rp 13,81 triliun, serta mengurangi emisi GRK (Gas Rumah Kaca) sebesar 14,25 juta ton Co2 atau setara 52.010 bus kecil,” bebernya.  

    Langkah ini sekaligus meningkatkan kualitas produksi sehingga membuka peluang ekspor kendaraan niaga di Indonesia ke negara yang telah menerapkan standar EURO4.

    Tentunya sejalan dengan target Pemerintah Indonesia untuk mencapai ekspor 1 juta unit kendaraan di 2024 yang sudah dicanangkan Presiden Joko Widodo melalui Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita yang disampaikan pada pembukaan GIICOMVEC 2020.

    “Instruksi dari Bapak Presiden Joko Widodo, ekspor kendaraan CBU Indonesia bisa ditargetkan mencapai 1 juta unit pada 2024,” ujar Menperin.

    Uji Emisi Mesin Isuzu EURO4

    Pemerintah sudah mencanangkan penerapan standar EURO4 lewat Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/3/2017. Dimana setiap kendaraan bermesin diesel yang  dipasarkan, terhitung tanggal 7 April 2021 sudah harus sesuai dengan regulasi EURO4.

    Menanggapi wacana Pemerintah tersebut, PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) selaku produsen kendaraan niaga berbasis diesel mengaku sudah sangat siap. 

    “Kami sebagai APM sudah pasti akan mengikuti peraturan yang dikeluarkan oleh Pemerintah, baik itu menyangkut kebijakan ambang batas gas buang serta kebijakan penggunaan bahan bakar nabati,” jelas Departemen Head Prototype & Test Departement PT Isuzu Astra Motor Indonesia, Harmoko Setyawan di tempat yang sama. 

    Diakuinya saat ini Isuzu sudah meriset dan melakukan pengujian emisi terhadap beberapa mesin yang nantinya akan dipakai saat regulasi EURO4 diterapkan.

    “Kita semaksimal mungkin akan mengikuti regulasi yang berlaku, dan Isuzu sudah ready untuk EURO4,” lanjut pria yang akrab disapa Moko ini. 

    Secara prinsip, switching dari EURO2 ke EURO4 bukan menjadi sebuah masalah besar, karena masih memanfaatkan engine yang sudah ada sebelumnya. 

    “Nanti mesin itu kita upgrade supaya ambang batas emisinya memenuhi standar EURO4. Caranya dengan menambahkan Exhaust Gas Recirculation (EGR) Cooler dengan beberapa teknologi, kemudian meng-upgrade beberapa komponen yang tadinya konvesional menjadi Variable Geometry System (VGS) Turbocharger,” terangnya lebih jauh.

    Dengan kata lain, Isuzu sudah sangat siap mendukung kebijakan EURO4 untuk kelanjutan kualitas udara yang bersih di Tanah Air pada masa mendatang. (Z)

    Populer
    GIIAS 2023
    Berita Terkait