Tak hanya unit mobil, aksi pencurian juga mengincar anak kuncinya. Setidaknya hal tersebut dialami beberapa perusahaan otomotif seperti Ford, Fiat Chrysler Automobile dan General Motors di Amerika Serikat.
Kenapa anak kunci? OLXer jangan membayangkan anak kunci mobil-mobil di luar sana seperti kunci mobil pada umumnya di Indonesia. Sebab di sana, anak kunci tak lagi berbahan logam dan tidak digunakan seperti dicolok ke lubang kunci untuk membuka pintu, atau mencoloknya ke lubang starter mobil.
Ya, kunci mobil di negara maju biasanya sudah tergolong canggih bahkan lebih mirip remote control mini karena bisa bisa menyalakan mesin mobil dari jarak jauh.
Bentuknya yang kecil juga sangat mudah masuk kantong. Bahkan, saat dekat mobil, OLXer tak perlu menekan tombol remote, sebab ketika tangan menyentuh handle pintu saja bisa langsung terbuka.
Kecanggihan kunci mobil inilah yang membuat seorang pria berusia 41 tahun bernama Jason Gibbs dituntut karena telah mencuri 1.914 unit kunci mobil terbaru. Demikian dilansir Carscoops, Selasa (14/7/2020).
Adapun kasus ini terungkap setelah beberapa dealer dari berbagai merek mobil di New Boston, Michigan hanya mendapatkan satu kunci mobil. Padahal seharusnya ada dua kunci mobil yang diterima konsumen dan salah satunya untuk kunci cadangan.
Singkat cerita, pihak Ford’s Global Brand Production Group mencari tahu dan salah satunya melakukan pembelian kunci mobil model F-150 di situs jual beli online dan menemukan penjual dengan inisial pemilik akun bernama i_live_12volts.
Setelah dilakukan proses pembayaran melalui transfer kartu debit, ternyata setelah ditelusuri dari penjualnya tertuju pada seorang bernama Gibbs. Tak lama, pihak kepolisian menggeledah rumah Gibbs.
Kepada pihak berwajib, Gibbs mengaku sudah menjual 1.914 kunci mobil sejak 15 Desember 2017. Dia menjualnya langsung ke pemilik tunggal di berbagai wilayah, dengan mematok harga antara US$69-160 atau sekitar Rp 1-2 jutaan dan saat ini sudah mengantongi Rp 88 jutaan.
Diketahui, Gibbs mendapatkan kunci mobil-mobil canggih dengan mudah karena dia menjadi salah satu pekerja dari perusahaan kontraktor CSX, Auto Warehousing Co. Adapun tugas Gibbs sendiri di perusahaan tersebut memarkirkan mobil-mobil sebelum dikirim ke sejumlah dealer.
