Sabtu, April 20, 2024
Lainnya
    BeritaHonda Beberkan Alasan Mengapa Pertumbuhan Industri Otomotif Indonesia Masih Terhambat

    Honda Beberkan Alasan Mengapa Pertumbuhan Industri Otomotif Indonesia Masih Terhambat

    Beberapa negara yang sempat mengalami gonjang-ganjing perekonomian akibat dampak pandemi global, virus Corona atau COVID-19, saat ini sudah masuk dalam fase recovery.  

    Seiring dengan kondisi tersebut, industri otomotif di masing-masing negara tersebut juga perlahan masuk dalam tren pertumbuhan yang positif. 

    Dalam sesi diskusi bersama PT Honda Prospect Motor (HPM), Business Innovation and Sales & Marketing Director HPM, Yusak Billy menyebut kondisi beberapa negara yang terdampak pandemi COVID-19 kini sudah mulai membaik. 

    “Amerika Serikat kini sudah mulai recovery di sektor ekonomi hingga 80 persen. Sementara di Cina sebagai negara pertama tempat munculanya virus Corona sekarang sudah pulih hingga 100 persen, kemudian diikuti Jepang dengan tingkat recovery 75 persen,” bebernya dalam kesempatan virtual, Senin (19/10/2020) lalu.

    Sementara negara yang ada di kawasan ASEAN, seperti Malaysia, Thailand dan Philipina juga sudah menuju ke arah pemulihan. Hanya Indonesia saja yang memang terkesan agak tersendat untuk urusan recovery ini. Apalagi kasus penyebaran virus juga hingga detik ini belum bisa dibilang stabil.

    Menurutnya ada beberapa alasan yang menjadikan negara tetangga bisa mengalami proses pemulihan dengan sangat cepat. Termasuk kebijakan Pemerintah di masing-masing negara tersebut.

    “Di Malaysia ada relaksasi pajak, harga jual mobil ditentukan oleh Pemerintah, sehingga pasarnya mulai bergairah. Sementara di Thailand juga ada relaksasi yang diterapkan Pemerintah sana yang memicu pasar otomotifnya kini semakin bergairah,” jelas Yusak. 

    Kondisi tersebut sangat berbeda dengan yang terjadi di Tanah Air. Cukup banyak hal yang menghambat terciptanya iklim yang sehat di tengah kondisi pandemi yang masih berlangsung. Dampak pandemi seperti penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), aksi demonstrasi yang terjadi di beberapa kota besar, hingga isu relaksasi pajak nol persen, sangat menghambat pertumbuhan di sektor penjualan mobil baru.

    Meski tidak mau terlalu banyak berkomentar terkait wacana pajak nol persen untuk pembelian mobil baru yang baru saja diputuskan batal terlaksana, menurutnya ini cukup memberi dampak karena pada akhirnya banyak konsumen yang menahan rencana membeli mobil karena menunggu keputusan tersebut.

    “Kami percaya bahwa Pemerintah mampu memberikan solusi jitu untuk menggairahkan kembali industri otomotif, khususnya penjualan mobil baru. Kita mengerti bahwa disini Pemerintah tidak mau memberikan relaksasi yang hanya menumbuhkan satu sektor industri saja, tapi harus ada kebijakan yang dampak positifnya bisa dirasakan di semua sektor industri,” pungkasnya. 

    Honda sendiri masih cukup beruntung di tengah situasi sulit seperti sekarang. Karena dalam masa empat bulan terakhir, penjualannya terus meningkat. Strategi penjualan yang sekarang lebih banyak dikomunikasikan lewat platform digital, serta penawaran model yang tepat dalam memenuhi kebutuhan konsumen, merupakan dua hal yang menjadi penyebabnya.

    Sepanjang Januari-September 2020, angka penjualan wholesales Honda tercatat sebanyak 49.688 unit dari total wholesales nasional sebanyak 372.046 unit. Dengan raihan tersebut, Honda memperoleh market share sebesar 13,4 persen.

    Sedangkan di sektor retail, Honda Indonesia menguasai 13,6 persen total penjualan nasional, yakni 407.396 unit. Sepanjang Januari-September 2020 penjualan retail Honda mencapai angka 55.548 unit.

    Populer
    GIIAS 2023
    Berita Terkait