Sabtu, April 20, 2024
Lainnya
    BeritaIndustri Otomotif Mulai Menggeliat, Wholesales Naik 362 Persen

    Industri Otomotif Mulai Menggeliat, Wholesales Naik 362 Persen

    Industri otomotif nasional kini dalam kondisi berangsur pulih dengan pencapaian positif di kuartal tiga tahun ini. 

    Dalam sebuah pemaparan virtual bertema “Upaya Pemerintah Bangkitkan Industri Otomotif dari Dampak Pandemi COVID-19” yang digelar Forum Wartawan Otomotif Indonesia (FORWOT) dan Forum Wartawan Industri (FORWIN), Kamis, 12 November 2020, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi,dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Taufiek Bawazier menyebutkan berbagai parameter pencapaian positif tersebut.

    “Optimis pemerintah di kuartal ketiga ini cukup menggembirakan. Produksi kendaraan bertumbuh 172 persen dibandingkan produksi di kuartal kedua. Begitu juga dengan wholesales yang naik drastis hingga 362 persen jika dibandingkan kuartal kedua,” ungkapnya.

    Wholesales kendaraan roda empat di kuartal dua (April-Juni) mencatat angka 24.042 unit. Sementara di kuartal tiga (Juli-September) naik hingga 111.114 unit, atau mengalami peningkatan signifikan dengan persentase 362 persen.

    Hasil positif ini membawa angin segar bagi industri otomotif karena mengalami recovery cukup cepat setelah pandemi COVID-19 berhasil menghancurkan sendi-sendi perekonomian beberapa bulan belakangan.

    “Sektor otomotif sudah tumbuh, tinggal menunggu saatnya untuk kembali ke kondisi normal. Sudah ada peningkatan signifikan meski belum seperti pencapaian di masa normal, tapi setidaknya sekarang ada peningkatan positif,” lanjutnya.

    Peningkatan tersebut terjadi bukan hanya di sektor produksi dan wholesales saja, sektor ekspor CBU pun terjadi peningkatan meski belum sampai setengahnya dari angka ekspor di tahun lalu. Jika di tahun 2019 jumlah unit ekspor CBU mencapai angka 332.023 unit, di tahun ini, tepatnya periode Januari-Agustus 2020 angkanya mencapai 133.860 unit.

    “Ekspor mobil kita saat ini ke 80 negara, menandakan bahwa produksi CBU kita sangat kompetitif. Hal ini yang harus kita jaga, kompetisi ekspor dengan negara-negara ASEAN, khususnya Thailand,” seru Taufik Bawazier.

    Dari 80 negara tujuan ekspor CBU Indonesia, 5 negara merupakan tujuan ekspor utama, yakni Filipina, Saudi Arabia, Jepang, Mexico dan Vietnam. 

    Tahun lalu ekspor CBU kendaraan roda empat produksi Indonesia mencapai angka hingga Rp 59,5 triliun. Sementara untuk tahun yang penuh dengan tantangan ini, kinerja ekspor dari Januari hingga September 2020 mencapai hampir setengahnya, yakni Rp 28,2 triliun. 

    Upaya Pemerintah Bangkitkan Kembali Indistri Otomotif dari Dampak Pandemi COVID-19

    Dalam upayanya untuk semakin meningkatkan gairah pertumbuhan sektor otomotif, Kemenperin sudah mengajukan usul relaksasi pajak nol persen untuk kendaraan baru, meski akhirnya ditolak oleh Kementerian Keuangan.

    Pengajuan usul tersebut didorong Kemenperin untuk menyelamatkan komunitas yang ada di lingkup industri otomotif. “Industri Kecil Menengah (IKM) yang memasok komponen, tentu tidak akan melakukan pengurangan karyawan. Karena komitmen kami dari awal, tidak ada PHK di industri otomotif. Tapi sekarang, kalau produktivitas pabriknya menurun, maka suppliernya juga terdampak,” jelasnya.

    Industri otomotif memberikan kontribusi sekitar 10 persen terhadap perekonomian Indonesia. Efek domino kegiatan produksi industri otomotif sangat besar bagi industri pendukung di bawahnya.

    Sekira 1,5 juta tenaga kerja diserap industri otomotif dan pendukungnya. Mulai dari 22 pabrikan otomotif yang menyerap 75.000 pekerja, kemudian tier satu, dua, dan tiga pemasok komponen di bawahnya, sampai dealer kendaraan, bengkel, perusahaan pembiayaan dan bank.

    “Jadi kalau dari sisi industrinya sudah kita berikan keringanan pajak, sekarang saatnya memberikan insentif bagi pembeli kendaraan. Kalau jumlah pemesanan dan penjualan meningkat, tentu utilitas pabrik otomotif kita bisa bertambah. Sehingga lebih banyak lagi tenaga kerja yang dilibatkan,” Taufik Bawazier menjelaskan lebih jauh. 

    Namun dalam hal ini Kemenperin sendiri tidak merasa kecil hati karena penolakan usul tersebut. Menurutnya masih banyak bentuk lain yang bisa dilakukan oleh pihaknya untuk terus membangkitkan  industri otomotif dari dampak pandemi COVID-19. 

    Demi menjaga industri otomotif terus berjalan dan bangkit kembali, Pemerintah sudah mengeluarkan berbagai usulan insentif fiskal, pengurangan pajak PBH, relaksasi pembelian bahan baku impor. 

    “Kalau instrumen fiskal di perusahaan-perusahaan otomotif ini masih kurang, kita coba berikan ke masyarakat yang mau beli. Sayangnya usulan ini sampai sekarang belum diakomodir. Paling tidak kalau kita usulkan itu, semua sektor IKM juga bisa bekerja untuk mensuplai industrinya, produksi akan naik, utilisasinya juga akan meningkat, ini tentunya menjadi harapan kita. Jadi artinya kekuatan konsumen untuk membeli itu menjadi penting. Kita perlu instrumen yang bisa mendukung ke arah sana, ke industrinya sudah, sekarang ke konsumen,” pungkasnya. 

    Populer
    GIIAS 2023
    Berita Terkait