Jumat, April 19, 2024
Lainnya
    BeritaVirus Corona Bikin Pabrik Hyundai Ulsan Merugi 700 Juta Dollar Amerika

    Virus Corona Bikin Pabrik Hyundai Ulsan Merugi 700 Juta Dollar Amerika

    Virus Covid-19 atau virus Corona semakin meresahkan dan sudah tersebar ke puluhan negara dunia. Salah satu negara yang ikut terdampak virus, Korea Selatan kini harus merasakan bagaimana dahsyatnya wabah ini menghantam perekonomian negara tersebut. 

    Salah satu pabrik mobil paling produktif di dunia yang ada disana terpaksa harus menghentikan operasionalnya. Pabrik Hyundai yang ada di Ulsan lumpuh total tanpa ada proses produksi. 

    Ini karena virus Corona berhasil melumpuhkan proses industri di China, termasuk produk komponen mobil yang dipakai pada mobil Hyundai, sehingga pabrik mobil ini kehabisan stock komponen.

    Akibatnya, Hyundai bersama Kia kehabisan rangkaian kabel yang menghubungkan elektronik mobil.

    “Perusahaan Korea Selatan sangat bergantung pada China untuk komponen. Justru disinilah letak permasalahannya, hanya satu bagian saja yang hilang maka kita tidak dapat melakukan apa-apa.” ucap profesor ekonomi Universitas Inha Korea, Cheong In-kyo dilansir straitstimes.com, Jumat (7/2/2020). 

    Padahal lewat jaringan lima pabrik ini, sekitar 1,4 juta unit kendaraan diproduksi setiap tahunnya untuk pasar dalam negeri Korea Selatan sekaligus memenuhi kebutuhan ekspor ke seluruh dunia.

    Terhitung sejak 7 Februari 2020 kompleks pabrik Hyundai di Ulsan sudah mulai memberlakukan cuti paksa terhadap 25.000 orang karyawannya dengan membayar setengah gaji.

    Kerugian Hyundai akibat penutupan pabrik ini mencapai 600 Miliar Won (S$ 700 juta).

    Virus Corona Ancam Pertumbuhan China dan Ekonomi Asia

    Lumpuhnya industri di China akibat virus Covid-19 banyak mendapat perhatian dari berbagai pihak. Hal ini baru dimulai, dan dampaknya sudah kemana-mana. 

    Bukan saja industri otomotif dunia yang bakal merasakan kerugian akibat virus Corona, banyak pihak memprediksi ini akan meluas sampai diluar sektor otomotif.

    “Tidak ada satu kategori pun yang tidak diproduksi di China. Bahkan negara besar ini sudah menjadi bagian integral dari rantai pasokan manufaktur global, terhitung sekitar seperlima dari output manufaktur global,” kata kepala ekonom Moody's Analytics, Mark Zandi.

    Ini artinya banyak negara yang akan terkena dampak, termasuk negara-negara di kawasan Asia. 

    Populer
    GIIAS 2023
    Berita Terkait