Dampak dari pandemi COVID-19 sepanjang satu terakhir membawa kehidupan kita pada pergeseran gaya hidup, dimana semakin banyak orang yang mulai fokus serta mementingkan urusan kesehatan daripada urusan lainnya.
Di era kehidupan baru ini, kita dipaksa untuk bisa beradaptasi dengan berbagai kegiatan yang mungkin sebelumnya belum pernah dilakukan atau belum biasa dilakukan sehari-hari.
Salah satunya mungkin adalah kebiasaan berkendara yang juga menuntut adaptasi di tengah kondisi pandemi saat ini.
Arahan dari Pemerintah memang jelas, bahwa kita semua disarankan agar lebih banyak beraktivitas di rumah saja, tapi tentu tidak semua orang bisa melakukannya. Masih banyak orang lain yang dengan sangat terpaksa harus melakukan aktivitasnya di luar rumah. Sebut saja para pengendara ojek online ataupun driver taksi online dan taksi reguler.
Bahkan kita yang berkesempatan kerja dari rumah pun tidak selamanya selalu bisa melakukan semua aktivitas di rumah. Kadang kita harus keluar juga untuk berbelanja kebutuhan pokok.
Malah dari sebuah survei yang dilakukan oleh Cars.com, dari 516 responden yang mengisi data di awal Juni tahun lalu, 67 persen diantaranya mengatakan bahwa pandemi justru lebih meningkatkan kebutuhan mereka untuk memiliki kendaraan pribadi, mereka menganggap mobil pribadi dianggap lebih aman daripada harus menggunakan transportasi umum.
Ujung-ujungnya, mereka yang awalnya terbiasa beraktivitas sehari-hari dengan menggunakan kendaraan umum atau jenis transportasi lainnya, dan berkendara hanya di waktu weekend saja, kini justru setiap hari harus beraktivitas dengan mobil pribadi mereka.
“Ini berarti para pengendara yang ada di jalan sebagian mungkin mempunyai pengalaman berkendara yang tidak sesering pengemudi yang memang setiap hari berkendara dan melakukan mobilitas jarak menengah dan jauh pakai mobil,” terang Marcell Kurniawan, Training Director The Real Driving Center (RDC) di acara webinar defensive driving dengan tema “Talks About Defensive Driving After Pandemic: Safe Your Future Now!”, Sabtu (19/12/2020) lalu.
Fenomena ini akhirnya menjadi concern yang dikemukakan Marcell Kurniawan saat berbagi tips berkendara aman dengan adaptasi kebiasaan yang baru kepada 270 orang dari 40 komunitas mobil yang mengikuti acara meet up komunitas yang digagas oleh Garda Oto.
Dari data dan fenomena tersebut berikut beberapa tips yang diberikan oleh Marcell Kurniawan agar pengemudi aman berkendara dengan adaptasi kebiasaan baru:
Selalu Gunakan Safety Belt dengan Benar
Disebutkan oleh Marcell, berdasarkan fakta terbaru yang ditemukan saat pandemi ini, terjadi kecenderungan pengendara semakin abai menggunakan safety belt. Ini jangan sampai terus terjadi, sebelum berkendara pastikan safety belt selalu terpasang dengan baik.
“Pastikan terdengar bunyi “klik” saat kepala safety belt dipasangkan. Pastikan juga safety belt terpasang dengan rapi, rapat dan sedikit rendah untuk menghindari hal yang tidak diinginkan. Karena pemasangan safety belt yang benar akan meningkatkan keselamatan berkendara kita sebesar 42 persen,” imbaunya.
Jalanan Sering Lengang, Waspadai Kecepatan dan Jarak
Selain soal safety belt, hal lain yang juga tidak kalah penting dan harus menjadi kebiasaan baru bagi pengendara mobil adalah menjaga kecepatan serta jarak aman dengan kendaraan lainnya.
Dari data National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA), di Amerika pada bulan April tahun lalu, jumlah kendaraan yang ada di jalan turun hingga 63 persen. Ini mengakibatkan jalanan lebih sepi dan banyak orang berkendara dengan lebih kencang.
Bahkan data dari Insurance Business America menyebutkan, setidaknya ada 30 persen peningkatan kecenderungan orang-orang untuk mengemudi lebih dari 100 km/jam dalam satu perjalanan.
Di kota besar seperti Jakarta pun hal ini tidak terelakkan. Kita masih ingat bagaimana saat kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) diberlakukan, jalan-jalan di Jakarta cenderung sepi dan memicu orang untuk melaju melebihi batas kecepatan yang ditentukan.
Di era kebiasaan baru menyetir saat ini, fokus kecepatan kendaraan harus selalu diperhatikan. Semakin kencang atau tinggi kecepatan kendaraan pengendara maka memerlukan jarak yang semakin jauh agar kendaraan tersebut dapat berhenti saat melakukan pengereman.
“Jarak reaksi dan jarak pengereman saat berada pada jalanan yang kering dan jalanan yang basah akan berbeda. Selain itu kecepatan juga akan menambah jarak berhenti, misalnya pengendara dengan kecepatan 50 km/jam masih bisa berhenti tepat waktu ketika akan menabrak sesuatu yang ada pada jarak 35 meter di depannya, dibandingkan dengan pengendara dengan kecepatan 70 km/jam dengan jarak yang sama.” jelasnya.
Banyak Kebiasaan Baru bagi Pemilik Mobil
Kebiasaan baru lainnya yang juga akan selalu terjadi saat kita berkendara adalah tetap memastikan protokol kesehatan 3M terus ditegakkan. Seperti berkendara dengan tetap pakai masker, lebih sering mencuci tangan, dan menjaga jarak aman. Jangan lupa untuk selalu menyiapkan hand sanitizer atau cairan desinfektan di dalam mobil.
Selanjutnya adalah pemilik mobil akan lebih sering-sering menjaga kesterilan eksterior dan interior kendaraan dengan cara mencuci kendaraan secara rutin.
Kalau yang satu ini berlaku untuk para anggota komunitas, yakni meminimalisir acara kopdar (kopi darat) atau pertemuan langsung berskala besar dan menggantinya dengan pertemuan daring.
Terakhir yang seharusnya tidak boleh terlupakan adalah memproteksi dan mengalihkan risiko tinggi kendaraan bermotor dengan asuransi perlindungan kendaraan bermotor atau mobil.
Garda Oto merupakan produk asuransi mobil dari Asuransi Astra yang selalu komitmen memberikan peace of mind kepada para pemilik mobil dan.
Banyaknya pengemudi yang ngebut karena kondisi jalan yang lengang akan meningkatkan risiko laka terhadap kendaraan kita saat mengemudi. Makanya penting untuk memproteksi kendaraan dengan asuransi sebagai salah satu teknik berkendara aman di jalan.
“Dampak dari pandemi ini memaksa kita semua untuk beradaptasi terhadap kebiasaan baru, salah satunya adalah untuk tetap aman dalam berkendara saat pandemi maupun di masa yang akan datang. Untuk memberikan peace of mind, berkendara aman saja tidak cukup, kita perlu memproteksi diri dengan mematuhi protokol kesehatan juga memproteksi kendaraan untuk menghindari dari hal-hal yang tidak kita inginkan,” pungkas L. Iwan Pranoto SVP Communication & Customer Service Management Asuransi Astra.