Rabu, April 24, 2024
Lainnya
    BeritaBUMN dan Perusahaan Swasta Kolaborasi Demi Ekosistem Kendaraan Listrik

    BUMN dan Perusahaan Swasta Kolaborasi Demi Ekosistem Kendaraan Listrik

    Demi terciptanya percepatan kendaraan ramah lingkungan, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bersama dengan Perusahaan Swasta, meluncurkan Kolaborasi Pengembangan Ekosistem Kendaraan Listrik.

    Peluncuran ini diresmikan langsung Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) di SPBU Pertamina MT. Haryono, Jakarta, Selasa (22/2/2022).

    Kolaborasi ini melibatkan Pertamina, dengan Electrum yang merupakan perusahaan patungan Gojek dan TBS Energi Utama (TBS), Gogoro, dan Gesits.

    Menurut Presiden yang akrab disapa Jokowi, pemerintah sangat serius untuk masuk kepada energi baru terbarukan, termasuk di dalamnya adalah menuju kepada kendaraan listrik.

    “Saya sangat menghargai keberanian perusahaan-perusahaan yang tadi saya sebut, para CEO-nya, masuk dari hulu sampai hilir untuk memulai membangun ekosistem kendaraan listrik,” ungkap Jokowi dalam sambutannya.

    Kata Jokowi, dengan adanya ekosistem kendaraan listrik, diharapkan dapat berperan dalam mewujudkan target emisi karbon Indonesia hanya 29 persen di tahun 2030 dan nol emisi karbon di tahun 2060.

    Kendaraan listrik bisa di ekspor

    Mobil listrik Hyundai Kona
    Ilustrasi presiden Joko Widodo melihat langsung mobil listrik Hyundai Ioniq. (Hyundai)

    Dengan dukungan ekosistem kendaraan listrik dari hulu sampai hilir ini, Jokowi optimis Indonesia mampu bersaing menjadi produsen kendaraan listrik yang besar.

    Bahkan menurutnya kendaraan listrik yang dibuat tidak hanya digunakan di dalam negeri, tapi juga diekspor ke mancanegara.

    “Kita harapkan negara kita Indonesia nanti betul-betul mampu merajai, menjadi produsen dari kendaraan listrik,” ujarnya.

    Dia juga menargetkan, bahwa pada tahun 2025, setidaknya dua juta kendaraan listrik bisa digunakan oleh masyarakat Indonesia, dan selanjutnya dijual ke pasar ekspor.

    Presiden pun mengharapkan agar pembangunan pabrik baterai listrik dapat segera diselesaikan sehingga dan dapat berproduksi dalam kapasitas yang besar.

    Jokowi pun meminta agar Wika-Gesits, kapasitas produksinya  ditingkatkan, atau bisa juga bekerja sama dengan perusahaan dari Taiwan, Gogoro.

    Dengan adanya kolaborasi, lanjut Jokowi, ekosistem kendaraan listrik akan benar-benar terbangun dan siap untuk berkompetisi dengan negara-negara lain.

    Peta industri otomotif nasional

    Sama halnya dengan Jokowi, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, isu energi terbarukan  menjadi isu prioritas yang dibawa Pemerintah Indonesia dalam G20 Summit.

    Bahkan kata dia, Indonesia sudah memiliki peta jalan industri otomotif nasional, dimana Kemenperin menetapkan 20 persen penggunaan kendaraan berbasis baterai listrik pada tahun 2025.

    Adapun upaya industri otomotif untuk terus melakukan efisiensi dengan mempersiapkan jenis teknologi Internal Combustion Engine (ICE), Hybrid, dan Plug-in Hybrid.

    “Ke depan, teknologi fuel cell berbasis hidrogen juga telah terdapat dalam peta jalan industri otomotif nasional, dengan semangat untuk menuju produksi industri kendaraan ramah lingkungan,” tutur Agus.

    Lebih lanjut, dalam pengembangan ekosistem industri kendaraan listrik, industri otomotif dalam negeri ditargetkan dapat memproduksi mobil listrik dan bus listrik sebanyak 600 ribu unit pada tahun 2030.

    Dengan jumlah tersebut, diharapkan dapat mengurangi konsumsi BBM sebesar tiga juta barrel dan menurunkan emisi CO2 sebanyak 1,4 juta Ton.

    “Upaya strategis ini diharapkan pula dapat mendukung pemenuhan komitmen pemerintah Indonesia terkait pengurangan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 29 persen pada tahun 2030, dan di tahun 2060 masuk ke emisi nol atau net zero carbon,” imbuhnya.

    Mau cari atau beli mobil bekas, yuk cek di OLX Autos.

    Populer
    GIIAS 2023
    Berita Terkait