Jumat, Maret 29, 2024
Lainnya
    LainnyaCara Sederhana Kurangi Ketergantungan Gadget Pada Anak

    Cara Sederhana Kurangi Ketergantungan Gadget Pada Anak

    Apa sih yang banyak dikeluhkan oleh orangtua terkait kondisi anak di era milenial ini? Mungkin sebagian besar OLXer langsung menyebutkan permasalahan terkait anak yang kecanduan gadget.

    Jujur saja, banyak orangtua yang mengeluhkan hal ini, bahkan juga termasuk saya yang menulis artikel ini.

    Malah urusan ini (anak kecanduan gadget) ujung-ujungnya bikin kita sama pasangan kerap berselisih paham. Sang bunda kerap membiarkan anaknya untuk terus berinteraksi dengan gadget agar pekerjaan rumah bisa kelar tanpa terganggu. Di lain pihak sang ayah pun melakukan pembiaran agar ketika sampai rumah bisa beristirahat dengan nyaman.

    Namun saat terjadi masalah, kita dan pasangan justru lalu saling menyalahkan dengan pembelaan diri masing-masing.

    Sebagai orangtua kita memang punya kewajiban untuk memperkenalkan buah hati kita dengan yang namanya kemajuan teknologi. Salah satunya dengan gadget. Sayangnya, kadang kita lepas pengawasan dan membiarkan anak terlalu akrab dengan benda yang satu ini sehingga saat kita mencoba membenahinya, jadi sebuah pekerjaan rumit. 

    Bukan berusaha untuk menakut-nakuti loh, tetapi efek anak yang kecanduan gadget boleh dibilang cukup mengerikan. 

    Yup, saat ini cukup banyak anak-anak yang harus menjalani perawatan insentif di rumah sakit jiwa akibat gadget, miris kan?

    Nah, sebelum terlambat, ada baiknya sebagai orangtua kita harus berusaha untuk lebih peduli terhadap tumbuh kembang anak agar tidak menjadi pecandu gadget.

    Ada beberapa hal bisa kita lakukan yang saya coba rangkum dari berbagai sumber.

    Paling penting adalah menciptakan quality time dengan buah hati. Kesalahan awal yang dilakukan oleh kebanyakan orangtua saat ini adalah menyikapi anak yang rewel dengan memberikan gadget agar bisa tenang. 

    Sebaiknya hal ini jangan dilakukan. Masih banyak cara lain mengatasi anak yang sedang rewel. 

    Ajak bicara, tanyakan serta berusaha memahami apa keinginannya. Berinteraksi langsung merupakan cara yang jauh lebih efektif menjaga kesehatan mental anak. 

    Cara ini sekaligus bisa meningkatkan kualitas kebersamaan anak dan orangtua yang bisa menciptakan ikatan lebih intim lagi. 

    Dulu sebelum ada gadget atau sebelum era digitalisasi, anak-anak menjadikan orangtua sebagai tempat curhat dan menceritakan semua permasalahan di kesehariannya. 

    Lihat sekarang, anak-anak lebih merasa nyaman untuk berkeluh kesah di sosial media ataupun media digital lainnya.

    So, manfaatkan sebaik mungkin waktu bersama keluarga. Isi dengan kegiatan-kegiatan yang bisa mengalihkan perhatiannya dari gadget. Contoh baca buku atau liburan bersama. 

    Tapi ini juga harus dibarengi komitmen orangtua untuk sama-sama melepaskan gadget-nya. 

    Selain itu bisa juga dengan memberikan batasan waktu dalam menggunakan gadget. Ini juga bisa menjadi salah satu langkah terbaik karena mengajarkan anak-anak untuk lebih bertanggung jawab. Jadi mereka (anak-anak) akan lebih paham kapan waktunya main gadget dan kapan saatnya untuk belajar ataupun melakukan kegiatan lain diluar pegang gadget. 

    Setting gadget menggunakan waktu, batasi koneksi internet bisa jadi cara jitu mengurangi tingkat kecanduan anak terhadap gadget. 

    Walau kita harus akui gak akan mungkin memisahkan selamanya dari anak. Apalagi dunia pendidikan saat ini juga sudah banyak yang menerapkan teknologi berbasis digital yang membutuhkan gadget.

    Cara lainnya mungkin dengan menawarkan berbagai kegiatan yang bisa mengalihkan perhatian anak dari gadget. Nggak ada salahnya untuk mengikutkan anak di Sekolah Sepak Bola (SSB), atau ikutan ekskul olahraga di sekolah, dan lainnya. 

    Dengan ikut ekskul atau SSB, waktu santai anak setidaknya terisi dengan kegiatan bermanfaat. Tapi huga harus diingat, pilihkan yang sesuai dengan bakat serta keinginan mereka. Jangan memaksakan kehendak. Maksain anak ikutan SSB, sementara si anak lebih tertarik jadi atlet badminton. Pastinya anak nggak bakalan suka dan menjalaninya setengah hati. 

    Nah, kira-kira bagaimana tanggapan kalian sebagai orangtua? Susah nggak mengaplikasikan cara-cara di atas? Ayok, pasti bisa kok! (Z)

    Populer
    GIIAS 2023
    Berita Terkait