Jumat, Maret 29, 2024
Lainnya
    BeritaFrost & Sullivan : 64 Persen Responden di Asia Tenggara Pertimbangkan Beli...

    Frost & Sullivan : 64 Persen Responden di Asia Tenggara Pertimbangkan Beli Mobil Listrik

    News.OLX.co.id – Nissan dan Frost & Sullivan baru saja merilis sebuah riset yang berjudul ” The Future of Electrified Vehicles in Southeast Asia”. Hasilnya menunjukkan bahwa Indonesia dan beberapa negara tetangga di Asia Tenggara begitu antusias untuk memiliki kendaraan listrik. 

    Dari riset konsumen yang dilaksanakan di Thailand, Filipina, Indonesia, Malaysia, Vietnam dan Singapura, terungkap 64 persen responden di seluruh Asia Tenggara sudah mempertimbangkan kendaraan listrik dibandingkan lima tahun lalu. 

    Bahkan 66 persen konsumen di seluruh negara wilayah Asia Tenggara ini percaya bahwa mereka pasti akan memakai mobil listrik sebagai bagian dari kehidupan mereka dalam waktu dekat.

    Ini karena dorongan akan kebutuhan yang semakin besar untuk menciptakan masa depan yang berkelanjutan.

    Sedangkan di Indonesia sendiri, hasil studi menunjukkan 50 persen pemilik mobil konvensional menyatakan akan mempertimbangkan untuk membeli kendaraan listrik untuk pembelian berikutnya dalam waktu tiga tahun ke depan. 

    Sebanyak 44 persen responden di Indonesia mengatakan bahwa kendaraan listrik itu keren dan trendi, dan 58 persen percaya biaya perawatan untuk kendaraan listrik lebih murah dibandingkan mobil konvensional.

    Selain karena dampak positif terhadap lingkungan dan teknologi keselamatan yang jadi faktor utama orang menginginkan mobil listrik, faktor pendukung lainnya adalah manfaat pajak, pemasangan stasiun pengisian daya di kawasan pemukiman, dan jalur prioritas untuk kendaraan listrik. 

    Hasil survei ini jelas menunjukkan kebutuhan kendaraan listrik yang terus meningkat, sekaligus bisa menjadi perhatian bagi produsen mobil, pembuat kebijakan, dan pihak swasta untuk berkolaborasi dalam mendorong penerapan mobilitas listrik.

    Penghambat Terbesar Orang Beli Mobil Listrik, Takut Kehabisan Daya di Tengah Jalan

    Namun dibalik rasa optimisme dari seluruh responden dalam menerima tren kendaraan listrik, masih ada hambatan atau kekhawatiran mereka untuk bisa segera membeli kendaraan listrik. 

    Kekhawatiran baterai atau daya habis di tengah jalan atau sebelum tiba di charging station masih menjadi penghalang niat orang untuk membeli kendaraan listrik dalam waktu dekat. 

    Meskipun angkanya sekarang jauh lebih kecil dibandingkan hasil survei yang pernah dilakukan di tahun 2018. Saat itu masih sekitar 73 persen orang ogah beli mobil listrik dengan alasan tersebut, sekarang turun jadi 54 persen di 2020. 

    Kekhawatiran ini yang menjadikan kendaraan listrik Nissan menjadi unggul, karena dengan teknologi EV e-POWER pemilik mobil tidak perlu mengkhawatirkan soal  pengisian daya. 

    Nissan e-POWER teridentifikasi sebagai salah satu tren besar di sektor mobil listrik di Indonesia. Teknologi ini menarik perhatian masyarakat karena bisa berakselerasi cepat dan halus, serta memiliki tingkat kesenyapan tinggi. Fakta paling menarik karena e-POWER bekerja dengan penggerak motor listrik 100 persen tanpa perlu charger eksternal. 

    Ini menjadi solusi inovatif bagi pelanggan Indonesia yang ingin mendapat pengalaman menyenangkan dalam berkendara dengan mobil listrik.

    “Nissan Motor Distributor Indonesia telah mengusung Nissan Kicks e-POWER ke Indonesia sejak September 2020 dan mendapatkan sambutan yang sangat positif dari masyarakat Indonesia,” ujar Tan Kim Piauw, Sales & Marketing Director, PT Nissan Motor Distributor Indonesia beberapa waktu lalu.

    Studi “The Future of Electrified Vehicles in Southeast Asia” oleh Frost & Sullivan berlangsung pada September 2020 di enam pasar ASEAN, yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, dan Vietnam. 

    Melibatkan 3.000 tanggapan pelanggan secara online dari pemilik mobil di kota-kota tertentu, studi ini mengembangkan kesadaran, sikap, perilaku, dan persepsi pelanggan terhadap kendaraan listrik. Studi ini sebelumnya pernah juga dilaksanakan di tahun 2018, dan hasil sekarang adalah pengembangannya. 

    Populer
    GIIAS 2023
    Berita Terkait