Durian, buah yang satu ini memang cukup dikenal di Indonesia. Maklum, si raja buah yang terasa manis dan legit ini memang tumbuh subur di daratan Asia Tenggara, termasuk Malaysia, dan juga Thailand.
Namun, begitu cukup banyak juga yang tak suka durian. Kalau orang bule bilang, durian aroma durian dianggap bau busuk bahkan seperti bau kaki nenek-nenek hingga disebut bau kotoran. Soal rasa, mereka yang ta menyukai durian menganggapnya terlalu manis.
Meski demikian, durian dianggap jadi salah satu buah yang memiliki banyak manfaat, salah satunya bisa digunakan sebagai bahan untuk pengisian daya listrik cepat atau fast electric charging.
Setidaknya hal itu dilakukan ilmuwan dari University of Sydney's School of Chemical & Biomolecular Engineering, Profesor Vincent G Gomes telah menuliskan karya ilmiahnya yang diterbitkan di awal Februari 2020 lalu dengan judul Journal of Energy Storage.
Menurut Vincent, sampah durian tidak lantas dipotong-potong kecil kemudian dimasukan ke dalam baterai mobil. Akan tetapi, mereka telah melakukan penelitian, dimana sampah buah durian terlebih dahulu diproses yang akhirnya mampu menghasilkan superkapasitor dalam jumlah besar.
“Ketepatan struktur biomassa alami dengan pori-pori hierarkinya yang berkembang selama jutaan tahun evolusi biologis memberikan sumber daya luar biasa sebagai template untuk sintesis bahan berbasis karbon. Sifat-sifatnya yang terintegrasi dari area permukaan tinggi, konduktivitas dan situasi aktif antarmuka dapat memfasilitasi reaksi elektrokimia difusi ionik, densitas pembawa muatan tinggi,” tulis tim peneliti seperti dilansir Popular Mechanics, Rabu (3/3/2020).
Menurut tim, super kapasitor yang berasal dari buah durian sangat bagus, dan memiliki kualitas unggul ketika mempertahankan kemampuan bergerak secara konsisten.
Adapun inovasi teknologi pengisian listrik cepat atas dasar mahalnya harga super kapasitor yang berbahan kimia, membuat penelitian mencoba bereksperimen menggunakan limbah organik yang relatif murah, seperti halnya sampah durian.
Tak hanya durian, peneliti juga bereksperimen dengan menggunakan bahan baku material organik lainnya.
“Mengubah limbah makanan menjadi produk bernilai tambah tidak hanya akan meningkatkan ekonomi secara keseluruhan, tetapi juga mengurangi polusi lingkungan,” tulis mereka.
Jika buah karya Vincent dan tim benar benar buah durian menjadi fast electric charging di masa depan, bukan tak mungkin teknologi ini bisa digunakan untuk pengisian daya perangakat mobile atau tablet, hingga mobil listrik.