Pandemi COVID-19 menghantui hingga ratusan negara di dunia. Dari data yang ada, terhitung sekitar 212 negara dan teritori yang terdampak.
Salah satunya adalah India yang sudah memberlakukan kebijakan lockdown terhitung pada akhir Maret 2020 lalu.
Kebijakan ini merontokkan sektor perekonomian termasuk juga di sektor otomotif. Produsen otomotif di India sudah menghentikan proses produksi dan penjualan kendaraan selama proses lockdown tersebut berlaku.
Bahkan dilaporkan Car and Driver, Minggu (3/5/2020) telah terjadi penurunan angka penjualan kendaraan hingga 100 persen pada April 2020 jika dibandingkan April 2019, alias tidak ada satu unit pun mobil atau kendaraan lainnya yang terjual di bulan April ini.
Di bulan April 2019, industri otomotif India masih mencatat penjualan mobil penumpang sebanyak 247,541 unit, 68,680 mobil komersial dan 1,684,650 untuk kendaraan roda dua dan tiga.
Rontoknya penjualan kendaraan di India sudah terjadi sejak Maret lalu. Dimana Maruti Suzuki melaporkan penurunan penjualan hingga 48 persen sementara Mahindra & Mahindra turun sampai 90 persen.
Industri otomotif di negara ini mengalami kerugian mencapai USD 306 juta per hari. Kondisi ini adalah yang terparah dalam sejarah industri otomotif India.
Saat ini pemerintah India memutuskan untuk memperpanjang periode lockdown hingga 17 Mei 2020 mendatang. Jelas ini akan semakin mempersulit keadaan. Kebijakan ini pun direspon para pelaku industri dengan mengirimkan surat ke pemerintah India agar diizinkan untuk tetap bisa menjalankan bisnis mereka disana. (Z)