Kamis, Maret 28, 2024
Lainnya
    BeritaInvestasi Puluhan Triliun Rupiah Siap Jadikan Indonesia Pemain Utama Produsen Kendaraan Listrik

    Investasi Puluhan Triliun Rupiah Siap Jadikan Indonesia Pemain Utama Produsen Kendaraan Listrik

    Era kendaraan ramah lingkungan berbasis listrik (electric vehicle) sudah di depan mata. Bahkan Indonesia, dipercaya akan menjadi salah satu pemain utama dalam memproduksi kendaraan yang ramah lingkungan, termasuk berbasis listrik 

    Menurut Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan (IMATAP) Kemenperin, Putu Juli Ardika Indonesia memiliki ketersediaan sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan guna menciptakan kemandirian dalam pengembangan baterai kendaraan listrik. 

    “Teknologi baterai untuk kendaraan listrik merupakan kunci utama bagi Indonesia untuk menjadi pemain utama di sektor electric vehicle yang ramah lingkungan. Oleh karena itu, investasi dalam pengembangan baterai kendaraan listrik menjadi sebuah hal yang perlu terus kami dorong,” ungkap Putu dalam keterangan tertulis, Rabu (29/7/2020).

    Putu juga menjelaskan, bahwa industri kendaraan listrik saat ini mulai berkembang dan memiliki pondasi pasar di dalam negeri hingga potensi ekspor.

    Investasi

    Putu juga menyampaikan, bahwa saat ini Kemenperin telah menerima berbagai komitmen investasi, untuk sektor refinery bahan baku baterai kendaraan listrik

    Dia menyebutkan, beberapa investasi tersebut terjadi di Morowali, Sulawesi Tengah, dimana PT QMB New Energy Minerals telah berinvestasi sebesar US$ 700 juta atau setara Rp 10,2 triliun. Selain itu, PT Halmahera Persada Lygend juga telah menggelontorkan dana Rp 14,8 triliun di Halmahera, Maluku Utara.

    Selanjutnya, untuk produksi baterai cell lithium ion, terdapat investasi sebesar Rp 207,5 miliar yang dikucurkan oleh PT International Chemical Industry. Perusahaan ini akan memproduksi sebanyak 25 juta buah baterai cell lithium ion yang setara dengan 256 MWh per tahun. 

    “PT International Chemical Industry akan mulai masuk tahap pra-produksi komersial pada akhir tahun 2020 dan mulai masuk tahap produksi komersial di tahun 2021,” imbuhnya.

    Pemerintah telah membentuk tim untuk mendorong dan mengakselerasi keterlibatan industri dalam negeri agar bisa mengembangkan baterai kendaraan listrik. Tim ini terdiri dari BUMN di sektor tambang dan energi seperti Mind.id, PT Antam, PT PLN, dan PT Pertamina. 

    “Mind.Id dan PT Antam akan fokus ke raw material dan refinery. Sementara itu, PT PLN dan PT Pertamina nanti fokus pada sektor hilirnya,” jelas Putu.

    Baterai Bisa Didaur Ulang

    Saat ini, Kemenperin terus menjalin koordinasi dengan sejumlah pemangku kepentingan, salah satunya dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) terkait pengembangan baterai kendaraan listrik.

    Salah satu isu utama yang dibahas adalah daur ulang baterai lithium ion bekas menjadi bahan baku dalam memproduksi baterai baru.

    “Dari berbagai kajian, baterai lithium ion dapat didaur ulang dan hasilnya 100 persen tidak ada yang terbuang sehingga tidak menghasilkan limbah B3. Hal ini tentu sangat penting untuk menyokong produksi bahan baku baterai yang ada di berbagai wilayah seperti di Morowali, dan untuk itu kami terus berkoordinasi dengan KLHK terkait upaya daur ulang baterai lithium ion yang aman bagi lingkungan,” jelasnya.

    Dalam pengembangan teknologi baterai kendaraan listrik, Putu menyebutkan, aspek ekonomi dan lingkungan harus dapat berjalan beriringan. Dengan demikian, berbagai inovasi teknologi dapat berdampak positif terhadap industri dan masyarakat tanpa mengesampingkan kelestarian lingkungan hidup.

    “Pada prinsipnya kemajuan teknologi di sektor otomotif melalui pengembangan baterai kendaraan listrik tetap harus memperhatikan kelestarian lingkungan sehingga dampaknya dapat dirasakan baik itu untuk memajukan sektor ekonomi dan industri sekaligus tetap menjaga kelestarian alam,” tutupnya.

     

     

    Populer
    GIIAS 2023
    Berita Terkait