Kamis, Maret 28, 2024
Lainnya
    InformasiProdukKaca Film Pengaruhi Tingkat Efisiensi Energi di Mobil Listrik? Ini Penjelasannya!

    Kaca Film Pengaruhi Tingkat Efisiensi Energi di Mobil Listrik? Ini Penjelasannya!

    News.OLX.co.id – Faktor penghematan energi serta biaya operasional pembelian bahan bakar di mobil konvensional menjadi alasan mengapa banyak konsumen saat ini melirik tren mobil listrik.

    Hasil dari beberapa simulasi yang dilakukan oleh tiap pabrikan, rata-rata mobil listrik hanya memerlukan biaya Rp75.000 untuk pengisian baterai sampai penuh sehingga mobil listrik bisa melaju hingga sejauh 120 kilometer. 

    Sedangkan untuk mobil konvensional, dengan jarak yang sama butuh biaya pembelian BBM sebanyak empat kali lipat lebih banyak dari harga pengisian baterai mobil listrik. 

    Inilah yang menjadi alasan mengapa orang mulai banyak memilih mobil listrik sebagai tren baru. Faktor efisiensi merupakan kuncinya. 

    Namun menurut Billy Susanto, Head of After Sales Service Div. PT. V-KOOL Indo Lestari selaku distributor kaca film V-KOOL di Indonesia, ada beberapa hal penting yang juga ambil peran tercapainya efisiensi penggunaan energi di mobil listrik. 

    Salah satunya adalah pemilihan penggunaan kaca film yang tidak melulu melihat dari sisi gelapnya saja, tapi juga fungsinya dalam menambah efisiensi energi di mobil listrik.

    “Selama ini banyak orang menganggap semakin gelap kaca film maka semakin kuat dalam urusan menolak panas. Anggapan ini lahir karena ketidaktahuan konsumen dalam membedakan antara panas dengan silau. Panas matahari akan dirasakan melalui sengatan perih ke kulit atau timbulnya hawa panas, sementara silau adalah cahaya yang masuk dan diteruskan ke dalam ruang kabin yang tidak membawa energi panas menyengat,” ungkap Billy.

    Dari pengertian panas dan silau ini saja tentu akan memberikan efek berbeda di dalam kabin mobil, sehingga konsumen harus benar-benar bisa membedakan antara keduanya, panas dan silau.

    Pilih Kaca Film Dengan Kemampuan Tolak Panas Maksimal

    Lalu apa hubungannya antara mobil listrik dan juga kaca film? Tentu ini menjadi sebuah pertanyaan besar.

    Dijelaskan oleh Billy Susanto, suhu di kabin mobil listrik butuh proses pendinginan yang lebih cepat untuk mereduksi energi terbuang lebih banyak yang menggerakkan kompresor AC. 

    Memilih kaca film yang tepat, dengan kemampuan menolak panas yang lebih baik, pasti akan sangat berpengaruh. 

    “Sayangnya, fakta yang ada saat ini, edukasi soal pentingnya memilih kaca film yang baik, sangat minim. Banyak orang masih beranggapan makin gelap kaca film akan makin tahan panas. Padahal tidak selalu begitu. Kaca film dengan kadar gelap 20 persen pun, kalau material yang dipakai memang mampu menolak sinar Infra red (IR) dan ultra violet (UV) cukup bagus, bisa tetap tahan panas,” jelasnya.

    Dicontohkan oleh Billy adalah kaca film V-KOOL yang menggunakan teknologi spectrally selective sehingga memberikan tingkat kejernihan baik serta kemampuan menolak panas tinggi namun visibilitas bagus. Contohnya penggunaan kaca film VK70 dengan tingkat kegelapan 20 persen di bagian kaca depan. 

    “Cahaya yang masuk akan banyak, tapi panas menyengat tidak akan terasa sehingga kabin akan terasa sejuk. Hal ini disebabkan karena VK70 akan meneruskan 70 persen cahaya tampak matahari (VLT) namun menolak 94% sinar infra merah penyebab panas,” ungkap Billy.

    Beda jika konsumen menggunakan kaca film merek lainnya yang menawarkan kegelapan hingga 80 persen, silau atau cahaya memang tidak akan masuk, tapi hawa panas akan tetap terasa menyengat kulit serta pandangan berkendara akan terganggu karena kaca depan yang terlalu gelap.

    Menurutnya, kaca film dengan tingkat kegelapan 80 persen sebaiknya untuk diaplikasikan pada kaca samping dan belakang, untuk menjaga keamanan dan juga privasi. Menggunakan kaca film dengan tingkat kegelapan 60 persen hingga 80 persen, pandangan dari luar tetap gelap sehingga orang tidak bisa leluasa mengintip ke dalam kabin mobil.

    Memilih kaca mobil berkualitas tinggi juga bisa mempengaruhi efisiensi, khususnya kalau berbicara energi mobil listrik. Hal ini bergantung kemampuan kaca film dalam menjaga atau menurunkan suhu kabin mobil secara efektif. 

    “Asumsinya kalau kita pakai kaca film, mobil kita bisa lebih adem atau dingin. Kalau suhu kabin sudah dingin, artinya kita tidak perlu menggunakan atau menyalakan AC sampai maksimal. Kadang karena merasa kabin panas, AC dipasang dengan kecepatan dua atau tiga, yang akhirnya membuat kompresor AC bekerja dengan lebih berat sehingga menguras energi dari baterai,” jelas Billy terkait hubungan antara kaca film dan penghematan energi di mobil listrik.

    Kabin mobil menjadi lebih sejuk dibandingkan tidak pakai kaca film, sehingga sistem kerja AC menjadi lebih enteng. “AC tidak perlu di set maksimal dinginnya, maka konsumsi bahan bakar pun lebih irit,” pungkas Billy.

    Jika kita berasumsi bahwa mobil listrik menggunakan komponen AC yang sama dengan mobil konvensional, maka energi yang dikonsumsi juga akan sama. Sehingga pemilihan kaca film tentunya juga mempengaruhi penggunaan energi yang dihasilkan oleh mobil, baik itu mobil listrik maupun mobil konvensional.

    Fakta terkait kemampuan kaca film V-KOOL dalam menolak panas secara maksimal sudah diuji oleh Curtin University Australia. Dalam pengujian tersebut diambil kesimpulan bahwa kaca film V-KOOL bisa menurunkan temperatur kabin 10-12 derajat setelah terparkir di bawah matahari selama 5 jam. 

    Teknologi V-KOOL juga sudah terbukti mampu meningkatkan efisiensi bahan bakar sebesar 3 persen berkaitan dengan pengurangan beban penyejuk udara.

    Populer
    GIIAS 2023
    Berita Terkait