Rabu, April 24, 2024
Lainnya
    BeritaMobil LCGC Tak Lagi Terjangkau, Ini Kata Pemegang Merek

    Mobil LCGC Tak Lagi Terjangkau, Ini Kata Pemegang Merek

    Pemerintah Indonesia berencana menaikan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) sebesar 3 persen untuk Kendaraan Kendaraan Bermotor Roda Empat yang Hemat Energi dan Harga Terjangkau (KBH2) atau yang kita kenal dengan Low Cost Green Car (LCGC).

    Oia, kalau OLXer mau tau, mobil LCGC memang harganya dijual lebih terjangkau karena segmen ini  masuk dalam program pemerintah Indonesia, yang beberapa syaratnya harus dipenuhi, mulai dari mobil wajib di produksi di Indonesia, konsumsi bahan bakar 20 km/ liter  dan harganya diatur oleh pemerintah.. 

    Tentu saja jika usulan pajak yang direncanakan naik 3 persen maka akan mengakibatkan beberapa mobil-mobil seperti Daihatsu Ayla, Toyota Agya, Honda Brio Satya, Suzuki Karimun Wagon R, Datsun Go dan Go Hatchback, serta Toyota Calya, Daihatsu Sigra harganya merangkak naik dan lebih mahal. Alhasil, KBH2 atau LCGC jadi tak pas lagi kalau disebut mobil murah. 

    Adapun rencana pemerintah menaikan harga tiga persen mendapatkan beragam tanggapan dari sejumlah pelaku industri otomotif. Menurut Executive General Manager PT Toyota Astra Motor (TAM), Fransiscus Soerjopranoto, kenaikan tersebut tidak serta merta masuk ke kantong pelaku perusahaan otomotif yang ikut dalam program pemerintah.

    “Tapi harapan kita di APM (Agen Pemegang Merek) melihat harga LCGC tetap bisa dipertahankan. Kalau bisa sih (pajak) nol persen lebih baik, karena yang mendapatkan benefitnya bukan APM tapi konsumen,” ungkap pria yang akrab disapa Soerjo saat ditemui beberapa waktu lalu. 

    Sementara itu, Direktur Pemasaran PT Astra Daihatsu Motor, Amelia Tjandra menyatakan karena pajak tiga persen dikenakan untuk seluruh brand, maka yang terjadi adalah kompetisi akan sama kondisinya.

    “Tambahan pajak dibayar oleh konsumen. Jadi pasti memberatkan konsumen, yang tidak mampu jadi tidak bisa beli,” ucap Amel.

    Kendati demikian, Amel sendiri punya harapan khusus, dimana dengan adanya segmen LCGC pasar otomotif akan tetap meningkat dan tembus di atas 1 juta unit.

    “Karena yang penting GDP (Gross Domestic Product/ Produk Domestik Bruto) naik, daya beli naik, jadi pasar mobil juga naik,” katanya. 

    Sedangkan menurut Direktur Pemasaran 4W PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) Donny Saputra, meski LCGC mengalami kenaikan harga tiga persen namun hal tersebut diyakini pasar akan tetap positif, khususnya bagi Suzuki.

    “Kita melihatnya masih positif kok, dalam artian walaupun naik menjadi tiga persen, program KBH2 mampu menstimulasi khususnya untuk first car buyer. Kalau dilihat PPNBM antara LCGC dan yang bukan seperti city car, kan sudah mendapatkan fasilitas dengan skema baru,” terangnya. 

    Seperti diketahui, sejak program KBH2 atau LCGC hadir 2013 lalu, segmen ini faktanya mampu menyumbangkan penjualan cukup signifikan, yaitu mencapai 200 ribu unit per tahun sehingga pasar otomotif tembus 1 juta unit.

    Mobil-mobil yang dibuat pabrikan pun tak hanya memiliki bentuk mungil dengan konfigurasi lima penumpang, tetapi juga tujuh penumpang yang cocok digunakan masyarakat Indonesia. (Her)

    Populer
    GIIAS 2023
    Berita Terkait