Sabtu, April 20, 2024
Lainnya
    BeritaPemerintah Ingin Produk Otomotif Buatan Indonesia Diekspor ke berbagai Negara

    Pemerintah Ingin Produk Otomotif Buatan Indonesia Diekspor ke berbagai Negara

    Industri otomotif jadi salah satu yang diandalkan pemerintah Indonesia dan mendapatkan prioritas pengembangan dalam menerapkan digitalisasi. Bahkan pemerintah Indonesia disebut

    Maka dari itu, Kementerian Perindustrian terus berupaya menunjukkan kemampuan industri nasional di kancah global, termasuk transformasi ke arah industry 4.0 yang merupakan wujud nyata implementasi dari peta jalan Making Indonesia 4.0.

    Bahkan Menteri Perindustrian RI Agus Gumiwang saat menghadiri Business Forum Expo 2020 Dubai yang mengangkat tema Industry of Indonesia 4.0 – Electronic and Automotive Industry, Sabtu (23/10) mengatakan, optimis Making Indonesia 4.0 bisa terwujud.

    “Pemerintah optimistis terhadap aspirasi besar yang ada di dalam Making Indonesia 4.0 bisa terwujud, yakni menjadikan Indonesia sebagai bagian dari 10 ungkap Agus dalam keterangannya.

    Kata Agus, sektor industri otomotif sudah sesuai rencana peta jalan atau road Making Indonesia 4.0 yang mendapat prioritas pengembangan dalam menerapkan digitalisasi. Selain industri otomotif, ada juga beberapa industri lainnya yang juga mendapatkan perhatian ekstra, seperti makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, otomotif, elektronik, dan kimia.

    Adapun menurut Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin Taufiek Bawazier mengemukakan, pihaknya bertekad semakin memacu kinerja sektor industri otomotif yang masuk prioritas pengembangan dalam Making Indonesia 4.0 agar mampu bertransformasi digital.

    “Keuntungannya dalam bertransformasi digital, antara lain adalah dapat meningkatkan daya saing, mengurangi cost, meningkatkan revenue, dan memiliki kesempatan untuk memperluas market secara global,” ungkapnya. .

    Taufiek memaparkan bahwa Indonesia adalah pasar otomotif terbesar di Asia Tenggara. Ekosistem di sektor ini telah mempekerjakan lebih dari 1,5 juta orang.

    “Saat ini, industri otomotif Indonesia didukung oleh industri komponen tier 1, 2, dan 3 yang berperan penting terhadap produktivitasnya. Pemerintah terus meningkatkan ekosistem industri otomotif ini karena membawa dampak luas bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat,” tuturnya.

    Apalagi, pemerintah Indonesia sedang fokus dalam pengembangan industri kendaraan listrik. Sudah ada beberapa peraturan dan kebijakan yang diterbitkan dalam upaya memberikan kemudahan untuk mendatangkan investor di tanah air.

    “Salah satu investasi yang digenjot adalah pengembangan baterai. Sebab, itu merupakan komponen utama dalam electric vehicle (EV), dan Indonesia punya raw material-nya berupa aluminium, tembaga, graphite, nikel, mangan, dan cobalt,” jelasnya.

    Menurut Taufiek, Indonesia telah menerapkan peta jalan pengembangan kendaraan listrik melalui Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 27 tahun 2020.

    “Sangat penting untuk investor berinvestasi di Indonesia karena kami yakin di masa depan akan terjadi peningkatan demand EV di dunia. Indonesia punya target pengembangan komponen utama untuk EV seperti baterai, motor elektrik, dan inverter,” imbuhnya.

    Selain itu, Ketua Kadin Komite Tetap Industri Logam, Mesin, dan Alat Transportasi I Made Dana Tangkas mengatakan Indonesia harus dapat membangun ekosistem industri otomotif. Perubahan kegiatan otomotif yang berjalan dari Internal Combustion Engine (ICE) hingga Fuel Cell Electric Vehicle (FCEV) harus memberikan keterbukaan atau kesempatan bagi berbagai stakeholder untuk terlibat.

    “Sehingga pelaku industri tidak hanya lagi bermain dengan prinsipal global seperti Jepang, Korea, China, Amerika, Eropa atau India, tetapi juga ada prinsipal lokal yang mempunyai basis manufaktur di Indonesia,” ungkapnya.

    Hal ini yang perlu dikembangkan dalam ekosistem otomotif di Indonesia sehingga pasar kendaraan tersebut dapat dipenuhi dari dalam negeri dan nantinya juga bisa diekspor ke berbagai negara.

    Menurutnya, industri otomotif tetap menjadi salah satu tulang punggung bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Apalagi, Indonesia mempunyai peluang terbesar di ASEAN yang memiliki kemampuan untuk mengembangkan EV dan EV Battery Ecosystem.

    “Kita lihat bahwa tantangan ke depan sebenarnya ada pada SDM. Dengan adanya era industri 4.0 dan pandemi Covid-19, maka SDM adalah aset terpenting bagi industri,” ujar Made.

    Populer
    GIIAS 2023
    Berita Terkait