Sabtu, April 20, 2024
Lainnya
    BeritaPenjualan Mobil di Asia Tenggara Terjun Bebas, Indonesia Paling Parah

    Penjualan Mobil di Asia Tenggara Terjun Bebas, Indonesia Paling Parah

    News.OLX.co.id – Angka penjualan mobil di kawasan Asia Tenggara “terjun bebas” selama berlangsungnya pandemi. Parahnya lagi, karena Indonesia menjadi satu-satunya negara yang penjualan mobilnya turun paling banyak.

    Dari laporan yang dibuat Nikkei Asia, penjualan mobil di Asia Tenggara secara total turun hingga 29 persen karena COVID-19. Kalau diakumulasi, penjualan total unit di Thailand, Indonesia, Malaysia, Vietnam, Filipina, dan Singapura hanya mencapai 2,44 juta unit saja.

    Thailand yang menjadi basis produksi beberapa merek mobil hanya bisa menjual sebanyak 790.000 unit. Ini pertama kalinya dalam tiga tahun terakhir industri otomotif Thailand gagal menembus angka satu juta unit.

    Negara di Asia Tenggara lainnya yang penjualannya turun adalah Malaysia sebanyak 12 persen, Vietnam 8 persen, dan Filipina 41 persen. 

    Sementara Indonesia adalah negara yang mengalami pukulan paling dahsyat akibat pandemi ini. Penurunan angka penjualan mobil di Indonesia mencapai hingga 48 persen, hampir setengahnya dari total penjualan tahun sebelumnya. 

    Sepanjang tahun 2020 tercatat hanya sekitar 530.000 unit mobil baru yang terjual. Industri otomotif Indonesia benar-benar berjuang penuh hingga Desember 2020 untuk pulih dengan angka penjualan 35 persen lebih sedikit dibandingkan periode bulan yang sama di 2019. 

    Intinya, Asia Tenggara benar-benar merasakan efek dari COVID-19 dan sampai saat ini masih terus berjuang untuk melakukan speed recovery. 

    Penjualan Mobil di India Justru Meningkat

    Meski sama-sama merasakan pandemi, namun tidak seperti negara-negara di kawasan Asia Tenggara yang penjualan mobil barunya turun, India justru berhasil keluar dari badai COVID-19 dan berhasil meningkatkan angka penjualan mobilnya di akhir tahun. 

    Tercatat tiga pabrikan mobil besar di India, Mahindra, Suzuki Maruti dan Tata Motors malah membukukan kenaikan laba 59 persen di akhir 2020, dibandingkan periode yang sama di tahun 2019. 

    Mahindra melaporkan peningkatan laba tiga kali lipat, laba Suzuki naik 26 persen, dan Tata Motors membukukan pertumbuhan laba 67 persen.

    “Kami bisa memanfaatkan peningkatan permintaan dengan peningkatan produksi yang konsisten, serta mengatasi kemacetan rantai pasokan,” ujar CEO Tata Motors Guenter Butschek kepada Nikkei Asia. 

    “Dengan berbagai program penjualan yang kuat serta preferensi yang jelas untuk mobilitas pribadi, kendaraan penumpang di India mencatat penjualan tertinggi dalam 33 kuartal terakhir,” tambahnya.

    Sementara CEO Mahindra, Pawan Goenka menyebut industri otomotif di India bakal menghadapi tantangan serius di tahun 2021 ini. 

    “Dua kekhawatiran terbesar kami adalah kurangnya pasokan semikonduktor yang membuat kami cukup kebingungan, serta harga komoditas yang terus naik,” pungkasnya. 

    Populer
    GIIAS 2023
    Berita Terkait