News.OLX – Keputusan Toyota Motor Corporation (TMC) memproduksi Yaris Cross Hybrid di Karawang, Jawa Barat semakin memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu basis produksi dan ekspor kendaraan Toyota di Asia Pasifik.
Di era elektrifikasi ini, Indonesia menjadi negara pertama yang melakukan produksi lokal Yaris Cross Hybrid. Sehingga total Toyota Indonesia sudah memproduksi dua model elektrifikasi termasuk Kijang Innova Zenix Hybrid.
“Produksi lokal Yaris Cross Hybrid, termasuk baterai dan mesin, menjadi bentuk kontribusi kami untuk terus meningkatkan kedalaman industri dalam negeri khususnya dalam meningkatkan jumlah rantai pasok lokal yang terlibat,” ujar Bob Azam Direktur Hubungan Eksternal PT TMMIN.
Baterai listrik Yaris Cross Hybrid dirakit lokal Toyota Indonesia di pabrik Karawang 2, sementara untuk mesinnya diproduksi di pabrik Karawang 3.
Untuk memenuhi target produksi Yaris Cross, TMMIN menambah hingga 12 supplier baru sehingga saat ini total sudah ada 116 supplier dengan nilai kandungan lokal di produksi Yaris Cross mencapai 80%.
“Bukan sebuah pencapaian yang mudah memang, namun kami yakin bahwa pengembangan dan penguatan industri otomotif nasional yang pada akhirnya mampu menjawab berbagai tantangan serta menajamkan posisi dan potensi Indonesia dalam persaingan kendaraan elektrifikasi global,” sambunya.
Toyota Indonesia di tahun ini menargetkan ekspor Yaris Cross versi bensin dan HEV mencapai hingga lebih dari 22.000 unit, yang akan dikirim ke berbagai negara di kawasan Amerika Latin dan Asia. Dan di tahun 2025 nanti angkanya ditargetkan bisa mencapai 40.000 unit.
Untuk keseluruhan target ekspor Toyota Indonesia di penghujung tahun ini, Toyota mencanangkan naik 5% jadi 316.000 unit.
Selain meningkatkan volume ekspor, pada tahun ini Toyota Indonesia juga akan melakukan ekspansi negara-negara tujuan ekspor produk buatan SDM bangsa terutama di kawasan Afrika yang semakin berkembang.
Toyota Indonesia akan terus berupaya memenuhi kebutuhan konsumen dengan menghadirkan berbagai lini kendaraan elektrifikasi, seiring dengan peningkatan kapabilitas SDM industri otomotif nasional, terutama untuk mempertajam keahlian yang dibutuhkan dalam menjawab tantangan era elektrifikasi seperti baterai, energi baru terbarukan termasuk hidrogen, konektivitas, serta mempertahankan peran Indonesia sebagai pemain global.