Sabtu, April 20, 2024
Lainnya
    BeritaViral Rombongan Sepeda Masuk Tol : Badan Sehat, Otak dan Pikiran?

    Viral Rombongan Sepeda Masuk Tol : Badan Sehat, Otak dan Pikiran?

    “Mens sana in corpore sano” dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat, begitu kira-kira arti dari semboyan berbahasa Yunani yang sangat terkenal sampai saat ini.

    Jiwa yang kuat yang dimaksud ini termasuk didalamnya adalah pemikiran yang juga sehat. 

    Bersepeda merupakan salah satu jenis kegiatan yang pada dasarnya memberikan kesegaran bagi setiap penggiatnya. Nge-gowes dalam jarak dan waktu tertentu sudah pasti akan membakar lemak dan kalori yang ada di dalam tubuh. 

    Akhir-akhir ini tren sepeda terus membumbung diikuti dengan semakin banyaknya orang-orang yang mengisi hari libur atau waktu santainya dengan kegiatan gowes beramai-ramai. 

    Komunitas-komunitas pesepeda tumbuh subur di kalangan masyarakat, dan ujung-ujungnya sepeda kini jadi barang mahal yang tetap saja diburu orang.

    Tapi apakah selamanya hobi bersepeda yang katanya menyehatkan jasmani dan rohani, disertai dengan kesehatan cara berpikir seseorang? Ini mungkin masih perlu diperdebatkan lebih jauh lagi.

    Buktinya, ada juga kok kejadian yang menurut saya sangat tidak masuk akal, dilakukan oleh orang yang mengaku dirinya sehat jasmani dan kejiwaannya karena hobi bersepeda.

    Rombongan pesepeda masuk Tol Jagorawi lewat akses Km 47+200 (traffic light Ciawi), dan lebih gilanya lagi, mereka melawan arah dengan menyeberang di median Km 46+500, menuju Rest Area Km 45. Mereka menjadi viral bahkan kini sedang dicari-cari pihak kepolisian.

    Tentu bagi saya ini bukan tindakan yang dilakukan oleh orang yang sehat cara berpikirnya, lebih ke arah bunuh diri tanpa disengaja atau mati konyol. “Lho, bunuh diri sudah pasti diniatin mas, bunuh diri kok nggak sengaja?” pasti ada yang komentar begitu.

    Tapi wajar ketika saya menulis seperti itu. Orang yang akalnya sehat pasti berpikir beribu-ribu kali untuk masuk jalur bebas hambatan sekadar untuk mendapatkan nikmat gowes sepeda. Apalagi sampai kepikiran melawan arus, wah, gilanya sudah kadar serius sih kalau saya boleh ngomong. 

    Kebayang nggak seandainya kejadian, ada pengguna jalan tol yang melaju dalam kecepatan tinggi tiba-tiba panik karena tidak pernah menyangka akan ada rombongan orang bersepeda muncul dari arah berlawanan. 

    Bisa saja pengendara mobil tersebut memutuskan untuk melakukan akselerasi menginjak rem mendadak atau banting haluan menghindari rombongan sepeda tersebut. Tapi konsekuensinya bisa terjadi tabrakan beruntun.

    Atau mungkin juga rombongan sepeda ini dilibas tanpa ampun karena sudah tidak punya pilihan lain. Ini risikonya bisa lebih ngeri lagi, nyawa yang bakal jadi taruhannya. Salah nggak kalau saya bilang bunuh diri tanpa sengaja?    

    Pihak pengelola Tol Jagorawi, melalui General Manager Representative Office 1 Jasa Marga Metropolitan Tollroad Regional Division, Oemi Vierta Moerdika, juga membenarkan kejadian ini sekaligus menyayangkan. 

    “Pengendara sepeda yang masuk dan menggunakan jalan tol sangat membahayakan diri sendiri dan juga pengguna jalan lainnya. Sudah dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2005, Pasal 38 Ayat 1, disebutkan, jalan tol hanya diperuntukan bagi pengguna jalan yang menggunakan kendaraan bermotor roda empat atau lebih,” tegas Oemi dalam siaran pers Jasa Marga, Senin (14/9/2020).

    “Jalan tol sebenarnya berbahaya bila dilewati kendaraan roda dua, sebab spesifikasi rancang bangunnya memang dibuat untuk kendaraan roda empat atau lebih. Contoh soal kecepatan, minimal kendaraan yang melintas di jalan tol antarkota melaju 80 km/jam, sedangkan untuk jalan tol perkotaan 60 km/jam. Pengendara sepeda akan bermasalah dengan empasan angin dari kendaraan lain sebab jalan tol dibuat tanpa hambatan,” jelasnya.

    Lalu apa langkah pencegahan yang sudah dilakukan oleh pengelola jalan tol agar kejadian seperti ini tidak berulang?

    Menurut Oemi, dari dulu sudah sangat jelas ada rambu-rambu informasi kendaraan apa saja yang dilarang masuk atau melintas di jalan tol. Dan sekarang pemasangan rambu-rambu ini semakin dibuat masif. 

    “Kami telah memasang rambu larangan kendaraan roda dua masuk tol, rambu kendaraan apa saja yang boleh masuk tol dan batas kecepatan berkendara di jalan tol, di setiap akses masuk tol,” pungkasnya.

    Yang jelas, para penghobi sepeda jangan lagi ada yang bertindak konyol seperti kelompok viral itu. Risikonya bukan hanya merugikan diri sendiri tapi juga merugikan pengguna jalan lain yang memang seharusnya melintas di tol. 

    Cari sehat dengan bersepeda, sebaiknya juga harus diimbangi dengan sehatnya pikiran. Intinya, mau sehat jangan sampai merugikan orang lain. Dan saya yakin banyak sekali penghobi sepeda yang benar-benar sehat jasmani, rohani dan pikirannya, setuju dengan pendapat saya ini. 

    Populer
    GIIAS 2023
    Berita Terkait