Rabu, April 24, 2024
Lainnya
    BeritaRugi Tiga Tahun Berturut-Turut, Aliansi Jepang-Prancis Dipertanyakan Investor

    Rugi Tiga Tahun Berturut-Turut, Aliansi Jepang-Prancis Dipertanyakan Investor

    News.OLX.co.id – Dalam rapat pemegang saham Nissan Motor baru-baru ini, produsen mobil Jepang ini menyoroti hasil dari perjalanan aliansi bersama Renault dan Mitsubishi Motors. Aliansi yang dibentuk dengan tujuan untuk menyaingi Toyota Motor dan Volkswagen ternyata belum berhasil dan disebut masih jauh dari harapan.

    Menyikapi kenyataan ini, CEO Nissan Makoto Uchida meminta kepada para investor karena masih belum bisa mendekati dua pesaing utamanya tersebut, malah pendapatan perusahaan jadi lebih buruk.

    “Jika Anda bisa menunggu sedikit lebih lama, kami akan mendapatkan hasil. Tolong beri kami waktu,” kata CEO Nissan Makoto Uchida, dilansir dari Asia Nikkei, Rabu (23/6/2021). 

    Nissan Motors memprediksi perusahaan akan merugi sebanyak 60 miliar yen ($545 juta) hingga Maret 2022, sekaligus menandai tahun ketiga berturut-turut Nissan berada di zona merah untuk pertama kalinya dalam lebih dari dua dekade.

    Tahun fiskal lalu, tiga merek mobil gabungan ini, Nissan, Renault dan Mitsubishi Motors mencatat kerugian gabungan hingga lebih dari $15 miliar. Sementara dua merek mobil saingannya, Toyota dan Volkswagen malah berhasil meraih keuntungan meskipun di tengah kondisi cukup menantang karena pandemi. 

    Jelas saja perbedaan hasil yang diraih membawa keraguan para investor yang ada di dalam aliansi Prancis-Jepang ini.

    Keraguan ini kemudian dikemukakan melalui proposal investor yang menuntut keterbukaan perusahaan di dalam menjalani hubungan aliansi tiga merek tersebut. 

    “Ada banyak peristiwa yang menunjukkan bahwa perusahaan dan Renault tidak berada pada pijakan yang sama dan bahwa perusahaan serta pemegang saham umumnya dirugikan secara ekonomi,” disebutkan dalam proposal. 

    Para investor sudah mulai merasa frustasi dan menganggap aliansi ini tidak memberikan manfaat. “Aliansi tiga arah tidak ada artinya kecuali mereka mengkonsolidasikan pabrik dan dealer lebih banyak. Ini seolah-olah Toyota sudah maju lima langkah ketika Nissan baru mengambil satu langkah,” ungkap salah satu investor berusia 60-an setelah pertemuan. 

    Siapkan Strategi Jangka Panjang 

    Aliansi Nissan - Renault

    Kehadiran aliansi Nissan – Renault – Mitsubishi Motors awalnya cukup menggemparkan. Tiga perusahaan ini terlihat sangat ambisius dalam menguasai industri otomotif secara global. Apalagi di awal Mitsubishi Motors bergabung tahun 2016, penjualan secara global setara dengan Toyota dan Volkswagen.

    Total mereka bisa menjual hingga 9,67 juta kendaraan di seluruh dunia tahun itu, dan cuma selisih 620.000 unit dari pemimpin pasar. 

    Sayang ketika pandemi terjadi, selisih angka penjualan ini langsung melebar hingga 2,6 juta kendaraan di 2020. Penjualan Toyota tetap tumbuh 230.000 unit bahkan di tengah pandemi. Sedangkan penjualan Volkswagen turun hampir 1 juta unit, jauh lebih sedikit dari penurunan aliansi sebanyak 1,87 juta unit.

    Sebagai bentuk antisipasi, perusahaan langsung mengumumkan rencana jangka menengah berupa efisiensi besar-besaran di bulan Mei 2020, dan lebih fokus pada produksi dan pengembangan model bersama.

    Nissan menutup dua pabrik dan mengurangi karyawan dalam jumlah cukup banyak dan berhemat hingga 350 miliar yen hingga tahun fiskal lalu. Renault juga melakukan potong gaji karyawan dan memangkas hingga 2,5 miliar euro ($ 2,97 miliar) untuk beban operasional hingga tahun 2023 mendatang.

    Untuk strategi jangka panjang, aliansi ini juga mulai fokus dalam pengembangan mobil listrik. 

    Nissan dan Renault merupakan merek pionir untuk kendaraan listrik, yang sekarang semakin digaungkan di seluruh dunia. Nissan Leaf hadir pertama kali di 2010 dan disusul Zoe pada 2012. 

    Sayangnya produk listrik terbaik dari Nissan ini hanya berhasil menguasai 4-5% saja untuk pasar dunia, masih kalah jauh dibandingkan dengan Tesla yang menguasai 23%.

    Namun setidaknya Nissan bersama dua partner aliansi lainnya belum mau menyerah untuk terus menyaingi Toyota hingga saat ini.

    Populer
    GIIAS 2023
    Berita Terkait