Kamis, September 28, 2023
Lainnya
    BeritaSejarah Mobil di Indonesia Sampai Mobil Pertama Presiden Soekarno

    Sejarah Mobil di Indonesia Sampai Mobil Pertama Presiden Soekarno

    News.OLX.co.id – Mobil memang merupakan moda transportasi yang mungkin tidak lepas dari kehidupan masyarakat saat ini. Dengan adanya mobil, manusia bisa berpindah dari satu titik ke titik lain dengan cepat tanpa harus berjalan kaki.

    Kata mobil sendiri diambil dari serapan bahasa Belanda, yakni automobile. Dari kata tersebut, disebutkan mobil adalah kendaraan yang menggunakan bahan bakar minyak seperti bensin atau solar untuk menghidupkan mesinnya. 

    Adapun kata automobil merupakan perpaduan dua kata yang aslinya dari bahasa Yunani yaitu Autos dari bahasa Yunani yang memiliki arti ‘sendiri’, dan bahasa Latin movere yang ‘bergerak’. Alhasil jika digabungkan, artinya “bergerak sendiri”.

    Daftar Isi:

    1. Sejarah Mobil di Dunia
    2. Mobil Pertama di Indonesia
    3. Mobil Pertama Presiden Indonesia
    4. Koleksi Mobil Presiden Soekarno
    5. Sejarah Industri Mobil di Indonesia

    Sejarah Mobil di Dunia

    Benz Patent-Motorwagen
    Benz Patent-Motorwagen

    Jika OLXer melihat mobil yang berseliweran sekarang, memang terlihat canggih dan modern. Bahkan saat ini juga mobil jumlahnya banyak, keren, serta ramah lingkungan lantara menggunakan teknolog tenaga listrik sebagai penggerak. Termasuk ada juga berbahan bakar hidrogen.

    Namun sebelum muncul mobil dengan bentuk dan desain seperti sekarang, perlu diketahui pada tahun 1870-1880’an beberapa tokoh dunia juga membuat sebuah kendaraan penumpang yang dapat bergerak dengan tenaga uap. Tentunya jangan dibayangkan bentuknya seperti mobil seperti saat ini.

    Pada tahun 1769 kendaraan bertenaga uap dibuat Nicholas-Joseph Cugnot yang bentuk kendaraanya bukan untuk membawa orang. Kendaraan ciptaan Cugnot menggunakan roda tiga dan diperuntukan keperluan membawa barang saat di medan perang, termasuk meriam.  

    Beberapa tahun kemudian, tepatnya sekitar tahun 1784 Wiliam William Murdock dan James Watt di Inggris, Richard Trevithick serta Sir G. Gurney membuat kendaraan seperti mobil yang mampu memacu hingga 20 km per jam.

    Beberapa tahun kemudian, di belahan dunia lainnya pada tahun 1860, seorang insinyur dari Prancis Joseph E. Lenoir menciptakan mesin dengan bahan bakar campuran batu bara, gas, dan udara atmosfer. 

    Tak sampai disitu pada tahun 1885, mobil dengan mesin pembakaran berbahan bakar bensin dibuat oleh tiga penemu berbeda asal Jerman yang bekerja terpisah. Ketiga orang tersebut adalah Karl Friedrich Benz di Mannheim serta Gottlieb Daimler dan Wilhelm Maybach di Stuttgart. 

    Setelah beberapa tahun seorang di tempat berbeda, muncul juga mobil bermesin dua stroke yang pria kelahiran New York, Amerika Serikat bernama George Baldwin Selden pada tahun 1895. Hingga akhirnya memasuki tahun 1901-1902, mobil mulai dikembangkan untuk diproduksi secara masal.

    Itulah sepintas sejarah dari mobil dengan sistem pembakaran di dalam mesin yang sampai sekarang masih digunakan, namun dengan pengembangan teknologi yang cukup maju.

    Lalu bagaimana sejarah mobil di Indonesia sendiri?

    Mobil Pertama di Indonesia

    Mobil pertama di Indonesia IOwmanmuseum
    Ilustrasi Benz Victoria Phaeton, mobil pertama di Indonesia. (lowmanmuseum)

    Saat ini di Indonesia, merek mobil yang beken di kalangan masyarakat seperti Toyota, Daihatsu, Mitsubishi, Suzuki dan Honda. Namun tahukah OLXer semua merek mobil ini bukanlah pelopor munculnya mobil di Tanah Air.

    Sejarah kendaraan bermesin pertama di Indonesia, menurut buku bertajuk ‘Sejarah Mobil, Kisah Kehadiran Mobil di Negeri’ yang ditulis jurnalis senior, James Luhulima, asal muasal adanya mobil terlebih dahulu diawali adanya sepeda motor pertama, yang dimiliki seorang pria bernama John C Potter. Dia jadi pemilik Hildebrand und Wolfmuller.

    Pria asal Inggris yang merupakan seorang masinis di pabrik Gula Oemboel, Probolinggo, Jawa Timur tersebut sengaja membeli Hildebrand und Wolfmuller dengan memesannya langsung ke pabriknya di Muenchen, Jerman.

    Setahun kemudian atau pada tahun 1894, mobil pertama hadir berupa Benz Victoria Phaeton atau tipe Carl Benz. Mobil ini dibeli oleh Sultan Surakarta (Solo) Pakubuwono  X dengan mahar sebesar 10.000 gulden kepada perusahaan Prottle&Co di Pasar Besar, Surabaya Jawa Timur.

    “Pakoe Boewono (Pakubuwono) X tercatat sebagai orang pertama di Hindia Belanda yang memiliki mobil,” tulis James dalam bukunya.

    Untuk membeli sebuah mobil kala itu, memang tidak semudah seperti sekarang. Bahkan bisa dibilang adanya mobil tak lazim. Pasalnya, hanya orang-orang sangat kaya yang bisa membelinya termasuk Sultan Pakubuwono  X.

    Namun begitu, saat ini untuk membeli mobil Benz Victoria Phaeton, Sultan Pakubuwono  X harus menunggu setidaknya satu tahun. Karena pembuatan mobil bermesin 2.000 cc itu belum secanggih sekarang dan masih homemade.

    Oia, ada moment lucu, ketika Sultan Pakubuwono X memiliki sebuah mobil Benz Victoria Phaeton. Dimana, saat itu masyarakat merasa aneh, karena biasanya kuda digunakan sebagai tenaga penggerak untuk mengangkut barang dan manusia. 

    Namun ini tidak dengan sang sultan, dimana Benz Victoria Phaeton yang mampu menampung enam orang penumpang, pada bagian depan tidak ada kuda yang menarik untuk bergerak ke depan atau ke belakang. Hanya ada seorang kusir (sopir) yang memegang beberapa komponen. 

    “Tidak heran jika muncul istilah. kereta setan,” tulis James. 

    Tidak hanya Benz Victoria Phaeton, Sultan Pakubuwono  X juga membeli sebuah Daimler Britze bermesin empat silinder pada tahun 1907. Selang beberapa puluh tahun kemudian, Daimler AG Kembali menghadirkan mobilnya ke Indonesia dengan mesin lebih besar yaitu 5.000 cc.

    Setelah beberapa tahun atau sekitar 1942, mobil Benz Victoria Phaeton milik sultan disebut tak kembali setelah dikirim ke Belanda untuk mengikuti ajang pameran mobil. Terakhir mobil tersebut terlihat sedang akan dikapalkan di Pelabuhan Semarang, Jawa Tengah.

    Mobil Pertama Presiden Indonesia

    Bicara sejarah soal mobil di Indonesia, tentunya tak akan lepas dari mobil bapak proklamator Indonesia, Ir Soekarno. Ya, presiden pertama Indonesia ini memang diketahui sempat menggunakan beberapa mobil yang kini statusnya klasik dan langka, serta memiliki nilai sejarah sangat tinggi. 

    Nah OLXer mau tahu? Dari sekian mobil Bung Karno, ternyata ada satu mobil mantan Presiden Soekarno yang memiliki cerita cukup menarik, yaitu Buick 8 lansiran 1937. Diketahui mobil ini jadi kendaraan dinas pertama Soekarno setelah membacakan proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.

    Konon, Buick 8 tersebut merupakan hasil ‘curian’ atau bisa juga disebut rampasan dari salah satu pejabat Jepang yang diambil oleh seorang pemuda bernama Sudiro yang ternyata merupakan kakek dari selebritis Tora Sudiro.

    Bukan tanpa alasan Sudiro mengambil mobil tersebut. Usut punya usut, dua hari sebelum Indonesia merdeka, saat itu Jepang menyerah tanpa syarat terhadap sekutu, sehingga terjadi kekosongan kekuasaan di Indonesia.

    Di moment ini pula, dimanfaatkan para pemuda dan pejuang untuk memerdekakan Indonesia. Termasuk mempersiapkan segala macam agar proklamasi segera dilaksanakan dan mencari kendaraan untuk sang proklamator.

    Dilansir berbagai sumber, kala itu seorang pengikut Sudiro mengetahui ada sebuah mobil yang menawan milik seorang pejabat asal Jepang. Hal ini dimanfaatkan Sudiro untuk mendapatkan mobil tersebut, mengingat kala itu Indonesia baru merdeka dan keuangan negara belum stabil.

    Secara terang-terangan, Sudiro mendatangi rumah pemilik Buick 9 dan berniat mencurinya. Namun setibanya di rumah tersebut, dia melihat pribumi dan menyapanya dengan kalimat pembuka ‘Merdeka’. Dia pun meminta kunci mobil tersebut, dan gayung pun bersambut. Kunci mobil asal Amerika Serikat itu langsung didapatnya.

    Mobil tersebut langsung dibawa ke rumah Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56, Menteng, Jakarta. Namun saat ini mobil tersebut disimpan di Museum Joeang 45, Menteng, Jakarta, dengan kondisi sangat baik.

    Spesifikasi Buick 8 Soekarno

    Buick 8 kendaraan dinas Soekarno disebutkan merupakan edisi terbatas yang dibuat General Motor dengan jumlah produksi hanya sebanyak 1.451 unit dan tersebar di berbagai negara.

    Kabarnya, untuk sebuah Buick 8, untuk mendapatkan mobil ini setidaknya dibutuhkan mahar sebesar US$ 1.000-2000. Tentunya, uang tersebut nilainya sangat besar di saat itu.

    Mobil hasil rampasan dari pemerintahan penjajah Jepang ini disebut telah mengusung mesin 8 silinder berkapasitas 5.247 cc, 2-katup yang sanggup memuntahkan daya hingga 141 Tenaga kuda pada putaran 3.600 rpm.

    Koleksi Mobil Presiden Soekarno

    Selain Buick 8, disebutkan bahwa Presiden sempat menggunakan beberapa mobil lainnya sebagai kendaraan dinas maupun pribadi.

    Melansir berbagai sumber, Soekarno disebut memiliki 23 mobil. Saat ini beberapa mobil eks Soekarno ada yang dihibahkan kepada Perhimpunan Penggemar Mobil Kuno Indonesia (PPMKI) untuk dikelola dan dirawat. Namun tidak disebutkan secara detail jumlahnya.

    Oia, Bung Karno juga memiliki sebuah limousine Chrysler Windsor lansiran 1947. Disebutkan, bahwa mobil tersebut sempat dimiliki Panglima Jenderal Soedirman

    Mobil lain yang digunakan yaitu Cadillac 48 Special Edition lansiran 1948. Mobil yang disebut dengan nama Cadillac Sixty Special ini sudah dijejali mesin 5.700 cc.

    Bung Karno juga sempat memiliki Chrysler Imperial lansiran 1938. Konon, mobil ini lebih sering digunakan untuk keluarga, khusus menjemput anak-anak ke sekolah.

    Selain itu, ada juga Chaika GAZ 13 yang merupakan mobil buatan Rusia, kemudian Chrysler Crown Imperial 1963 yang ternyata hadiah Raja Saudi Arabia pasca pulah menunaikan haji, lalu ada juga Mercedes Benz 600 tahun 1960, Oldsmobile 98, Morris MINI Cooper, hingga Lincoln Cosmopolitan.

    Sejarah Industri Mobil di Indonesia

    Sejumlah merek otomotif di dunia mencari peruntungan di Indonesia dengan menawarkan berbagai produknya. Toyota, Daihatsu, Suzuki, Mitsubishi dan Honda jadi beberapa merek otomotif yang bisa disebut sukses menancapkan kuku bisnisnya di Tanah Air.

    Ya, ini dibuktikan dengan penjualan mobil-mobil mereka tergolong laris, sehingga brand-brand tersebut kerap nangkring di posisi lima teratas secara nasional. Akan tetapi, kelima brand tersebut bukanlah pelopor mobil di Tanah Air.

    Menurut berbagai sumber, industri otomotif nasional dimulai setelah perusahaan NV General Motors Java Handel Maatschappij (NVGMJHM) atau PT Perusahaan Dagang General Motors Jawa membuka pabriknya Kawasan Tanjung Priok, Pelabuhan Batavia (Jakarta), pada tahun 1927.

    Lewat perusahaan ini banyak konsumen kaum berduit menyukai mobil-mobil yang ditawarkan, mulai dari Deluxe Roadster, Suburban Carry All, dan lainnya. Tak lama animo atau permintaan akan sebuah mobil meningkat. Hingga akhirnya GM membangun pabrik perakitan pertama di Indonesia, untuk merek Chevrolet.

    Tidak hanya pabrik perakitan, Chevrolet langsung menyebarkan kuku bisnisnya dengan membuka keagenan di beberapa kota, termasuk di Yogyakarta.

    Diketahui juga, pabrik NVGMJHM turut membantu  Belanda agar memaksimalkan pabrik untuk memproduksi mobil dan truk, serta peralatan bengkel, mesin, hingga suku cadang, pasca Amerika Serikat mendeklarasikan Perang Dunia ke II pada 8 Desember 1941.

    Hanya saja, hal tersebut tak berlangsung karena Jepang datang ke Kawasan Asia Timur Raya untuk melancarkan Perang Pasifik, termasuk ke Indonesia. Tepat pada 24 Maret 1942, Jepang memaksa kegiatan operasional NVGMJHM dihentikan. Bahkan staf dan karyawan NVGMJHM yang berkebangsaan Amerika Serikat, Inggris dan Belanda menjadi korban.

    Disebutkan, GM menarik seluruh investasinya dari NVGMJHM pada 31 Desember 1942. Hingga akhirnya, pasca Perang Dunia Kedua, GM kembali ke Indonesia namun dengan nama Djakarta Branch. Hanya saja pada tahun 1955 GM Java dan Djakarta Branch dijual kepada sebuah perusahaan lokal Indonesia, Gaja Motor (dibaca Gaya Motor). Hal ini juga digadang-gadang munculnya nama jalan di Kawasan Industri Sunter dengan sebutan Gaya Motor.

    Tahun berganti, mobil-mobil semakin digemari. Pemerintah akhirnya membuat regulasi agar perusahaan otomotif yang ingin menjual produknya di Tanah Air harus mendirikan Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM).

    Nah, adanya aturan ini akhirnya dalam beberapa tahun memunculkan beberapa perusahaan mobil, mulai dari Udarimex – Holden, lalu Astra International, Garmak Motor – Chevrolet, Star Motor – Mercedes-Benz, Imora Motor – Honda, Toyota Astra Motor – Toyota, hingga Garuda Mataram Motor – Volkswagem.

    Menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo), saat ini setidaknya ada 34 brand yang berasal mulai dari mobil Jepang, Korea Selatan, China, India, Jerman, Prancis, dan Inggris. 

     

     

    Populer
    GIIAS 2023
    Berita Terkait