Rabu, Oktober 4, 2023
Lainnya
    LainnyaSepak Terjang PB Djarum Lahirkan Pebulutangkis Dunia

    Sepak Terjang PB Djarum Lahirkan Pebulutangkis Dunia

    Bulutangkis jadi salah satu cabang olahraga yang banyak menyumbangkan medali untuk Indonesia. Hal ini dikarenakan kehebatan para atlet di lapangan.

    Namun di sisi lain, para atlet juga banyak bermunculan berkat para pencari bakat, termasuk kehadiran Persatuan Bulutangkis Djarum, yang rajin mencari calon bintang bulutangkis masa depan melalui Audisi Umum Beasiswa Bulutangkis yang digelar Djarum Foundation.

    PB Djarum ini memang sudah banyak melahirkan atlet-atlet bulutangkis hebat yang mampu mengangkat derajat Indonesia di mata dunia. Namun kali ini, nama PB Djarum sedang hangat-hangatnya menjadi pembicaraan khalayak, karena PB Djarum akan menghentikan audisi pencarian bakat bulutangkis pada 2020 mendatang.

    Alan Budikusuma mantan atlet nasional dan PB Djarum maluikan penilaian saat Audisi PB Djarum. (PB Djarum)

    Nah, beberapa atlet PB Djarum yang mengharumkan nama bangsa kini menjadi legenda. Mereka bahkan menjadi idola bagi generasi atlet muda Indonesia. Adapun beberapa atlet tersebut antara lain Liem Swie King, Hastomo Arbi, Hadiyanto, Kartono, Heryanto, Christian Hadinata, dan Hadibowo, dan juga Icuk Sugiarto.

    Namun selain itu, ada juga nama-nama beken lainnya yang menjadi jebolan PB Djarum, yaitu Alan Budi Kusuma, Sigit Budiarto, Chandra Wijaya, Tontowi Ahmad, Mohammad Ahsan, hingga Kevin Sanjaya Sukamuljo.

    Ya, pada dasarnya, atlet hasil olahan tangan-tangan dingin pelatih PB Djarum jumlahnya sangat banyak. Bahkan hampir semua turnamen yang diadakan nasional maupun internasional menjadi santapan bagi para atlet yang bermarkas di Gelanggang Olahraga Bulutangkis Djarum, Kudus, Jawa Tengah.

    PB Djarum Hentikan Audisi Pencarian Bibit Atlet Bulutangkis

    Peserta audiri umum 2019 PB Djarum. (PB Djarum)

    Meski banyak melahirkan legenda, PB Djarum pada 2020 mendatang akan menghentikan audisi umum beasiswa bulutangkis. Hal ini disampaikan langsung Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppy Rosimin.

    Dihentikannya ajang pencarian bakat bulutangkis ini, dikarenakan Komisi Perlindungan Anak Indonesia ( KPAI) menyebut kegiatan audisi beasiswa PB Djarum melanggar regulasi, dimana mereka meminta audisi itu tidak menggunakan nama merek, logo, dan gambar produk tembakau.

    “Saya sampaikan sebagai ajang untuk pamit sementara waktu, karena di tahun 2020 kita memutuskan untuk menghentikan audisi umum. Memang ini disayangkan banyak pihak, tetapi demi kebaikan bersama kita hentikan dulu, biar reda dulu, dan masing-masing pihak agar bisa berpikir dengan baik,” jelas Yoppy, dalam situs resmi PB Djarum.

    Yoppy sendiri mengatakan, untuk audisi 2019 di Purwokerto, audisi kali ini PB Djarum menurunkan semua brand PB Djarum, hal ini dilakukan untuk mereduksi polemik, mulai dari kaos dan lainnya.

    “Banyak yang mendukung kita seperti dari para legend, dan PP PBSI. Tetapi sementara akan dihentikan dulu tahun depan, dan kami akan diskusi di dalam mengenai format kedepannya seperti apa,” tegas Yoppy.

    Meski begitu, audisi umum PB Djarum 2019 akan dilakukan terus hingga final nanti yang berlangsung di Kudus, November 2019 mendatang.

    Asal Mula PB Djarum

    Atlet-atlet PB Djarum zaman dahulu. (PB Djarum)

    Seperti dilansir situs resmi PB Djarum, awal mula klub bulutangkis ini bermula dari kecintaan Budi Hartono (CEO PT Djarum) pada bulutangkis serta tingginya kegemaran karyawan PT Djarum bermain dan berlatih pada olah raga yang sama.

    Maka pada tahun 1969 brak atau tempat karyawan melinting rokok di jalan Bitingan Lama (sekarang jalan Lukmonohadi) No. 35 – Kudus setiap sore hari digunakan sebagai tempat berlatih bulutangkis di bawah nama komunitas Kudus.

    Seiring perkembangan bulutangkis, pada awal 70’an, masyarakat sekin menggemari olahraga ini. Pada 1970, Brak menjadi tempat latihan masyarakat di luar karyawan Djarum.

    Sejarah juga mencatat, pada 1972, PB Djarum melahirkan sang juara. Dia adalah Liem Swie King yang mengukur prestasi nasional pertama Juara Tunggal Putra Junior di Piala Munadi.

    Banyaknya atlet yang giat dalam olahraga bulutangkis, pada 1974 PB Djarum Kudus diresmikan. Saat itu diketuai Setyo Margono.

    Pada 1976, PB Djarum Semarang diresmikan. Selain itu, pada tahun ini Liem Swie King mencapai All England Final. Namun saya belian harus menerima kekalahan dari rekan sesama pebulutangkis Indonesia, yaitu Rudy Hartono.

    Selang dua tahun atau sekitar  1978, Liem Swie King menjadi pemain PB Djarum pertama yang menjuarai Tunggal Putra All England. Nama Liem Swie King juga mengukir bahwa dirinya Juara Tunggal Putra asal Indonesia ketiga.

    Setahun kemudian, atau pada 1979, Liem Swie King kembali mempertahankan prestasinya dengan menjuarai All England.

    Masuk 1981, Liem Swie King kembali menjadi juara All England untuk ketiga kalinya. Selain itu, PB Djarum juga melahirkan juara baru yaitu Kartono dan Heryanto mampu menjadi juara Ganda Putra All England.

    Tahun berikutnya atau 1982, sarana bulu tangkis terpadu dibuka di Kaliputu – Kudus. Nah, pada tahun berikutnya atau 1984 Indonesia kembali merebut Thomas Cup. Tujuh dari delapan anggota tim Thomas berasal dari PB Djarum. Selain itu, Kartono dan Heryanto kembali menjadi juara Ganda Putra All England.

    Masuk tahun 1985, PB Djarum Jakarta diresmikan, kemudian disusul pada 1986 PB Djarum Surabaya. Nah, selang dua tahun kemudian, banyaknya atlet yang disaring, akhirnya pada 1989 pusat pelatihan di Jakarta diputuskan sebagai tempat pelatihan Pemain Ganda (Putra, Putri, dan Campuran).

    Namun perlu dicatat, di tahun ini pula Ardy B Wiranata yang di kategori Tunggal Putra menjadi Runner-up Kejuaraan Dunia.

    Pada 1990, terjadi unifikasi, antara PB Djarum Kudus dengan PB Djarum Jakarta, menjadi PB Djarum. Meski beda tempat, namun fokus utamanya tetap sama, dan juga masih di bawah naungan PB Djarum.

    Di awal 90’an atau 1991, bulutangkis Indonesia kembali berjaya. Kala itu, Ardy B. Wiranata yang turun di Tunggal Putra menjadi juara All England. Nama Ardy jadi orang Indonesia ke-4 yang mampu menjadi Juara Tunggal Putra All England.

    Hal ini disusul pada 1992, dimana Alan Budikusuma meraih medali Emas Olimpiade. Kemudian Eddy Hartono dan Gunawan menjadi Juara Ganda Putra All England.

    Tahun berikutnya atau 1993, Haryanto Arbi di Tunggal Putra menyabet Juara All England, kemudian  Tunggal Putra Alan Budikusuma menjadi jawara di Piala Dunia.

    Masuk 1994: Tunggal Putra Haryanto Arbi., kemudaian ganda campuran Gunawan dan Bambang Suprianto menjadi Juara Ganda Putra All England.

    Kemudian pada 1995, Tunggal Putra Haryanto Arbi kembali menjadi juara Kejuaraan Dunia. Tak sampai itu, PB Djarum juga mampu menyabet Perunggu pada Olimpiade Atlanta 1996 yang disumbangkan Ganda Putra Antonius dan Denny Kantono.

    Tak hanya itu, pada 1997, Sigit Budiarto dan Chandra Wijaya menjadi Juara Dunia. Dua tahun kemudian memang sepi kemenangan atau pemberitaan. Namun berbeda pada 2000, dimana Ganda Campuran Trikus Haryanto dan Minarti Timur, memperoleh Perak di ajang Olimpiade.

    Masuk di 2003,  Ganda Putra Indonesia dari PB Djarum, Sigit Budiarto dan Candra Wijaya menjuarai All England.

    Selang setahun atau 2004, PB Djarum mulai pembangunan GOR bulu tangkis bertaraf internasional di jalan Jati – Kudus. Di atas lahan 43.207 meter persegi.

    Di tahun ini pula, Ganda Putra Eng Hian dan Flandy Limpele memperoleh perunggu di ajang Olimpiade Athena.

    Pada 2006, PB Djarum meresmikan GOR Jati. Kemudian pada 2008, Maria Kristin Yulianti melalui nomor tunggal putri memperoleh Medali Perunggu pada Olimpiade Beijing 2008 di China.

    Pada 2009, Maria Febe Kusumastuti (tunggal putri) dan Dionysius Hayom Rumbaka (tunggal putra) berhasil menembus ke jajaran persaingan elit level dunia

    Kemudian pada 2010, Tontowi Ahmad, Fran Kurniawan, Mohammad Ahsan dan Meiliana Jauhari, berhasil menjadi atlet ganda andalan Indonesia dan menembus ke jajaran persaingan elit level dunia.

    Masuk pada 2012, Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir berhasil menjadi juara Ganda Campuran All England.

    Lalu pada 2013, Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir juara Ganda Campuran All England untuk kali kedua dan BWF World Championships. Kemudian, M. Ahsan dan Hendra S berhasil menjadi juara Ganda Pria BWF World Championships.

    Pada 2014, Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir menjadi hattrick Ganda Campuran All England. Tak lupa M. Ahsan dan Hendra S. memecah puasa gelar 11 tahun Ganda Putra dengan menjadi juara All England.

    Kemudian pada 2015, M. Ahsan yang berpasangan dengan Hendra Setiawan menjadi Juara Dunia Ganda Putra 2015.

    Pada tahun ini pula, Djarum Foundation meresmikan GOR Bulutangkis yang bertaraf internasional di Magelang.

    Lalu pada 2016, pasangan ganda campuran Praveen Jordan dan Debby Susanto meraih mahkota gelar juara All England 2016 yang berlangsung di Barclay Arena, Birmingham, Inggris.

    Sedangkan Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir meraih medali emas ganda campuran Olympiade Rio de Janeiro.

    Kevin Sanjaya Sukamuljo berpasangan dengan Marcus Fernaldi Gideon. (PB Djarum)

    Kembangkitan bulutangkis Indonesia ada di 2017. Beberapa atlet PB Djarum berhasil menjuarai beberapa turnamen, seperti Kevin Sanjaya Sukamuljo bersama pasangannya Marcus Fernaldi Gideon berhasil meraih gelar juara ganda putra All England.Tak sampai disitu, pasangan yang disebut minion ini juga langsung melesat dan meraih posisi peringkat satu dunia.

    Tak sampai disitu, Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir meraih gelar juara ganda campuran Indonesia Open setelah 12 tahun tidak diraih pasangan Indonesia.

    Kemudian, Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir menjadi Juara Dunia untuk kedua kalinya di Glasgow, Skotlandia.

    Prestasi diberikan Kevin Sanjaya Sukamuljo dan Marcus Fernaldi Gideon, yang menyabet BWF Male Player of The Year 2017 (Pemain Putra Terbaik Dunia 2017) oleh BWF di Dubai.

    Di tahun yang sama, Kevin dan Marcus menjuarai BWF Superseries Final 2017 sekaligus memecahkan rekor sebagai ganda putra satu-satunya yang pernah meraih 7 gelar Superseries dalam satu tahun.

    Pada 2018, Kevin dan Marcus mempertahankan gelar juara All England. Selain itu, Minion serta Tontowi dan Liliyana meraih juara Indonesia Open 2018.

    Kevin dan Marcus kembali berulah, mereka merebut medali emas Asian Games 2018.

    Meski tahun ini ada beberapa capaian yang fantastis, namun PB Djarum memutuskan untuk menghentikan kegiatan audisi pencarian pebulutangkis belia berbakat mulai 2020 mendatang. Artinya, di tahun ini mereka terakhir melakukan audisi. (Her)

    Populer
    GIIAS 2023
    Berita Terkait