Jumat, April 19, 2024
Lainnya
    BeritaSolusi Pemerintah Dorong Pelaku Kecil Menengah Disektor Otomotif Kembali Berkembang

    Solusi Pemerintah Dorong Pelaku Kecil Menengah Disektor Otomotif Kembali Berkembang

    Gara-gara pandemi Covid-19, tak sedikit perusahaan dibidang industri harus merugi bahkan bukan tak mungkin gulung tikar. Hal ini pula membuat pemerintah, melalui Kementerian Perindustrian melakukan berbagai strategi agar industri tetap berjalan normal.

    Setidaknya salah satu cara yang dilakukan Kemenperin yaitu mendorong pelaku industri kecil menengah (IKM) yang bergelut di sektor otomotif agar bisa tetap menjalankan usahanya di tengah dampak pandemi Covid-19. Salah satu sektor yang dipacu adalah IKM logam yang memproduksi berbagai komponen otomotif.

    Menurut Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Gati Wibawaningsih untuk dapat bertahan dan menjaga keberlangsungan usaha para pelaku IKM, Kemenperin terus melakukan penjajakan terhadap peluang pasar yang ada.

    “Di masa pandemi ini, sejumlah IKM di sentra logam Tegal yang telah menjadi mitra Agen Pemegang Merek (APM) sebagai tier 1 dan tier 2 mengalami penurunan omzet hingga 90% dikarenakan APM sempat berhenti beroperasi beberapa waktu lalu,” kata di Jakarta, Jumat (26/6).

    Gati menyatakan, salah satu upaya untuk menjembatani IKM di sentra logam Tegal dalam menjajaki pasar baru di sektor industri otomotif, dengan cara menggelar program link and match antara IKM dengan perusahaan besar.

    Bak gayung bersambut, substitusi impor yang tengah dilakukan PT Sinar Agung Selalu Sukses (SASS) di masa pandemi menjadi harapan baik bagi pelaku IKM di sentra logam Tegal.

    Seperti diketahui SASS merupakan salah satu perusahan manufaktur otomotif yang memproduksi suku cadang kendaraan bermotor roda dua dan empat untuk pasar original equipment manufacturer (OEM) maupun aftermarket.

    IKM di sentra logam Tegal berhasil mendapatkan purchase order (PO) dari SASS untuk membuat produk  substitusi impor berupa handle socket LT 10 ton, handle socket LT 5 ton, dan handle socket LT 30,32 ton.

    Bahkan, mereka juga akan mendapat pesanan tangkai spion dari SASS. Adapun IKM yang akan mengerjakan produk substitusi impor tersebut adalah PT Bimuda Karya Teknik yang didukung oleh IKM lainnya seperti PT. Mitra Karya Tegal dan PT. Tiga Bersaudara.

     Untuk menggarap pesanan konsumen, produk-produk itu nantinya akan diproduksi menggunakan mesin stamping. Namun, IKM perlu melakukan investasi untuk pembuatan dies (cetakan) dengan biaya besar.

    “Oleh karena itu, program restrukturisasi mesin dan peralatan yang kami miliki diharapkan dapat membantu meringankan pelaku IKM dalam investasi pembuatan dies tersebut,” jelasnya.

    Selain mendapatkan pasar baru, IKM di sentra logam Tegal didorong untuk saling bahu-membahu dengan membagi pekerjaan. Seperti yang dilakukan oleh PT. Mitra Karya Tegal dengan berbagi pekerjaan kepada IKM logam lainnya dalam memproduksi aksesoris kendaraan roda dua.

    Dalam memenuhi kebutuhan bahan baku logam, IKM di sentra logam Tegal telah didukung oleh Material Center yang hadir atas inisiasi dan kerjasama Ditjen IKMA dengan Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten Tegal.

    “Berfungsi sebagai penyedia bahan baku logam, Material Center di Tegal mampu menyediakan bahan baku dengan harga kompetitif bagi IKM, sehingga dapat memperkuat daya saing IKM terlebih pada masa pandemi covid-19 saat ini,” papar Gati.

    Dalam memasuki fase new normal, kolaborasi untuk bersama-sama membangun kemajuan IKM perlu diperkuat dan terus dilakukan melalui pelaksanaan berbagai program yang terarah dan berkelanjutan.

    Untuk menciptakan kehidupan normal seperti sedia kala, pemerintah pusat dan daerah harus selalu hadir dalam mendukung peningkatan daya saing IKM serta untuk memperkuat IKM di dalam rantai pasok industri nasional maupun global.

     

     

     

    Populer
    GIIAS 2023
    Berita Terkait