JAKARTA – Suzuki Jimny atau Suzuki Katana mobil yang kini jadi perbincangan hangat dikalangan pecinta otomotif. Pasalnya, mobil legendaris ini rencananya akan diluncurkan di Indonesia dalam waktu dekat.
Waktu peluncuran Suzuki Jimny dibocorkan langsung Direktur Pemasaran 4W PT Suzuki Indomobil Sales Donny Saputra. Menurutnya peluncuran mobil tersebut akan dilakukan pasca lebaran 2019.
“Setelah lebaran, di event otomotif besar di bulan Juli,” ucap Donny saat ditemui beberapa waktu lalu.
Jika merujuk pameran otomotif di Juli 2019, ternyata memang ada event bagi pencinta mobil dan motor, yaitu gelaran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2019 yang berlangsung di ICE, BSD, Tangerang, Selatan, pada 18-28 Juli 2019.
Donny sendiri tak mau banyak bicara soal persiapan Suzuki Jimny yang dilakukan. Hanya saja, saat ini sudah banyak
sejumlah konsumen mendaftarkan diri untuk melakukan booking fee.
“Jadi konsumen yang sudah booking nanti, kami akan berikan informasi, kapan bisa mendapat unitnya. Kami akan urutkan
berdasarkan booking,” jelas Donny.
Donny menyatakan, karena berstatus Completely Build Up (CBU) dan dikirim langsung dari Jepang, maka supply mobil tersebut akan disesuaikan antara kuota dan jumlah yang dipesan.
Suzuki Indonesia Ingin Jimny Dibuat Lokal
Apabila permintaan Suzuki Jimny di Tanah Air cukup tinggi, ternyata membuat Suzuki Indonesia berkeinginan untuk melokalisasikan mobil tersebut. Karena jika berstatus CBU tentunya akan ada beberapa kendala, mulai dari lamanya waktu pengiriman, hingga harga lebih mahal.
“Sebetulnya sudah pernah disampaikan presiden direktur kami pak Itayama, yaitu ingin melokalisasi Jimny. Dan kami sedang berusaha ke sana. Salah satunya momen ini untuk meyakinkan prinsipal kami. Kami selalu berkordinasi dengan hasil yang diterima saat kami mulai display di IIMS. Kami selalu koordinasi dan informasikan ke kantor pusat (di Jepang),” terangnya.
Namun begitu, Donny tak menampik, jika dibuat lokal, tak lantas langsung membuat harga mobil akan turun drastis. Karena bisa jadi sama, lantaran kemungkinan akan ada penambahan fitur dan lainnya. Selain itu, untuk soal menentukan harga mobil banyak variabel.
“Untuk harga itu banyak variabelnya. Sebentar lagi ada rencana untuk merevisi PP Nomor 41 masalah pajak PPnBM yang bentuknya berubah dari kubikasi kendaraan menjadi emisi karbon dan sebagainya. Kalau itu terjadi efeknya banyak. Jika sebelumnya mobil 4×4 terkena pajak 30 persen, kini bisa dapat lebih murah,” katanya.
“Apalagi nanti kita bisa lakukan lokalsiasi di sini artinya impor duty yang biasa kami bayar tidak bayar. Delivery cost yang biasanya ditanggung, jadi tidak. Banyak sih, harapan kami banyak pilihannya apakah bisa ke pengurangan harga atau penambahan fitur, dan sebagainya, tergantung respon pasar,” tutup Donny. (Her)