Jumat, April 19, 2024
Lainnya
    BeritaTantangan Mobil yang Dibuat di Indonesia Jika Ingin Diekspor ke Jepang

    Tantangan Mobil yang Dibuat di Indonesia Jika Ingin Diekspor ke Jepang

    Masih banyak OLXer yang tak percaya produk otomotif seperti mobil dan sepeda motor yang dipasarkan di Indonesia, ternyata tidak hanya sekadar dirakit secara lokal, tetapi memang sudah diproduksi di Tanah Air dengan kandungan komponen di atas 50 persen.

    Sebaliknya, beberapa brand otomotif yang memiliki pabrik produksi di Indonesia menjualnya ke luar negeri atau ekspor, baik dalam bentuk Completely Knock Down (CKD) atau dijual dalam bentuk terurai dan Completely Build Up (CBU ) atau dijual utuh.

    Nah, salah satu brand otomotif yang sudah lama mengekspor produknya dalam bentuk CKD atau CBU yaitu Daihatsu. Bahkan, Daihatsu Indonesia melalui PT Astra Daihatsu Motor (ADM) selaku agen pemegang merek memiliki Research and Development (R&D) sendiri dan semuanya dilakukan di pabriknya yang terletak di Karawang, Jawa Barat. Selain itu, beberapa mobil Daihatsu kandungan komponen lokalnya hampir 100 persen.

    Menurut Direktur Marketing PT ADM Amelia Tjandra, tantangan yang paling sulit jika mengekspor mobil ke luar negeri, bukan hanya soal safety seperti unsur keamanan dan keselamatan, tetapi juga taste atau selera.

    “Pertama kali full model change Espass ke Gran Max. Itukan pas kita mau ekspor kita cek juga pasar Jepang. Karena pasar Jepang suka yang pesek,” kata Amel saat ditemui di sela acara New Sigra Media Test Drive di Bandung, Jawa Barat, beberapa waktu lalu.

    Daihatsu Gran Max

    Amel tak menampik, kehadiran Gran Max pertama kali di Indonesia pada 2007 mendapatkan kritikan termasuk hinaan. Bahkan ada yang menyebut mobil tersebut mirip ikan lohan.

    “Mau nggak mau, karena ini memenuhi semua (pasar ekspor) akhirnya keluar Gran Max begitu (hidung pesek). Itu tantangan terbesar, karena bagaimana menyatukan desain yang berbeda-beda disetiap negara. Tapi setelah satu tahun Gran Max diluncurkan, dilihat-lihat semakin banyak di jalan. Manis-manis jambu, makin dilihat makin manis,” jelas Amel.

    Sementara itu, lanjut Amel, produk Gran Max yang diekspor ke Jepang sudah mendapatkan beragam tambahan untuk memenuhi requirement (persyaratan).

    “Standar Jepang lebih tinggi,” ucapnya.

    Amel bercerita, ketika pertama kali mobil yang diekspor Daihatsu mendarat di pelabuhan Jepang, mobil langsung dicek ulang sampai sudut-sudut tidak terjangkau. Bahkan pengecekan mobil Daihatsu berdekatan dengan deretan mobil Lexus.

    Salah satu pengecekan yang wajib dilakukan termasuk kondisi pengecatan pada bagian kolong mobil. Jika tidak rapi, mobil akan ditolak dan dikembalikan ke negara asal.

    “Lalu (Daihatsu) kirim orang dan ternyata banyak banget untuk menyamakan persepsi kualitas orang Jepang seperti apa. Kita harus belajar banyak untuk ekspor dari Jepang. Tapi tetap Challenge nya di taste, kalau spek lain bisa diubah,” terangnya.

    Menurut Amel, saat ini Daihatsu Indonesia sudah mencatat apa saja requirement dan homologasi untuk negara tujuan ekspor. Sedangkan untuk urusan safety, Amel mengaku Daihatsu Indonesia mampu memenuhinya.

    “Ini kebanggan bukan buat Daihatsu, tapi juga buat Indonesia,” tutupnya. (Her)

     

    Populer
    GIIAS 2023
    Berita Terkait