Rabu, April 24, 2024
Lainnya
    BeritaTeknologi Elektrifikasi e-Power Cuma Nissan yang Punya, Nggak Ribet Ngecas Kalau Baterai...

    Teknologi Elektrifikasi e-Power Cuma Nissan yang Punya, Nggak Ribet Ngecas Kalau Baterai Habis

    Infrastruktur masih menjadi hambatan tersendiri di tengah peralihan menuju kendaraan elektrifikasi. Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) belum tersedia di banyak titik layaknya SPBU.

    Tentu hal itu memunculkan kekhawatiran bagi masyarakat yang ingin beralih menggunakan mobil elektrik. Bagaimana jika mobil yang dikendarai tiba-tiba kehabisan baterai dan tak ada tempat pengisian? Mungkin itulah yang terbersit di pikiran orang-orang saat ini.

    Meski begitu, bukan berarti OLXer tak punya pilihan. Salah satu caranya adalah menggunakan mobil berteknologi ramah lingkungan lain seperti e-Power yang ditawarkan oleh Nissan.

    Ya, teknologi e-Power merupakan model hybrid yang memungkinkan mobil digerakan dengan tenaga listrik tanpa harus melakukan pengisian ulang baterai. Ini tentu sejalan dengan keinginan pemerintah dalam mempercepat pengadaan kendaraan elektrifikasi di Tanah Air.

    “Ini adalah salah satu yang jadi the best teknologi yang dimiliki oleh Nissan, kompetitor lain nggak punya teknologinya,” ungkap Presiden Direktur PT NMDI Evensius Go saat acara Ngobrol Virtual Santai Forwot Indonesia dan Nissan beberapa waktu lalu.

    Dengan teknologi e-Power, maka mobil Nissan dibenamkan baterai dan motor listrik tak perlu dicharge jika kehabisan baterai. Sebab, untuk isi ulang baterai bisa menggunakan mesin bensin dengan kapasitas kecil.

    Maka dari itu, teknologi e-Power dianggap cocok dengan kondisi geografi Indonesia yang merupakan negara kepulauan dan infrastrukturnya tidak merata antara wilayah di daerah dengan kotak-kota besar. Ya, konsumen yang ingin bepergian jarak jauh jadi tak perlu khawatir untuk mencari charging station apabila baterai habis.

    Nissan Kicks e-Power
    Ilustrasi mesin Nissan Kicks e-Power. (Nissan)

    Seperti diketahui, teknologi e-Power di Indonesia baru tersemat pada SUV Kicks. Menurut Nissan, teknologi e-Power sangat cocok di masa peralihan menuju kendaraan listrik sepenuhnya, setidaknya dalam lima tahun kedepan akan sangat membantu.

    Sementara itu, Nissan Representative Director PT NMDI Bagus Susanto mengatakan, meski e-Power masuk golongan hybrid, namun sistem kerjanya berbeda dengan teknologi mobil hybrid konvensional.

    Kata dia, pada sistem hybrid konvensional, mesin dan motor listrik bergantian menggerakkan roda. Pada kecepatan tertentu, baterai akan menyalurkan tenaga ke motor listrik dan kemudian menggerakkan roda.

    Ketika ingin berakselerasi lebih kencang, mesin akan mengambil alih peran. Bisa juga keduanya sama-sama menggerakkan roda. Mesin juga berfungsi untuk mengisi ulang baterai.

    “Jadi kalau e-Power, di develop berdasarkan teknologi full EV, sedangkan hybrid di develop berdasarkan dengan mesin bensin biasa,” kata Bagus.

    Teknologi e-Power Diminati

    Nissan Kicks e-Power
    Nissan Kicks e-Power. (Nissan)

    Teknologi e-Power yang dihadirkan Nissan nyatanya mendapat penerimaan yang cukup baik dari masyarakat Indonesia.

    Mengutip data distribusi wholesaler Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia sepanjang tahun 2020 tepatnya di dua bulan terakhir ada 80 unit Kicks e-Power yang dikirim ke dealer. Kemudian pada periode Januari hingga Agustus 2021, distribusi Nissan Kicks e-Power meningkat menjadi 347 unit.

    Selain teknologinya yang memikat, harga Nissan Kicks e-Power juga menggoda. Mobil ini ditawarkan dengan harga Rp 471 juta OTR Jakarta. Bila dibandingkan dengan mobil berjenis hybrid dari para kompetitor, harga e-Power menjadi yang termurah.

    Murah tentu bukan murahan karena Nissan telah membenamkan Nissan Kicks e-Power dengan motor listrik EM57 tipe AC3 Synchronous Motor, sedangkan mesin bensinnya HR12, 1.200 cc, DOHC, 3-silinder. Di atas kertas, mobil bisa menghasilkan tenaga maksimum setara 127,2 hp dengan torsi 260 Nm.

    Selain itu, mobil e-Power ini sudah disematkan ragam fitur canggih mulai dari 6 SRS airbag, ABS, EBD, dan BA, Intelligent Trace Control, Vehicle Dynamic Control, Parking Sensor, Parking Camera, Blind Spot Warning, Rear Cross Traffic Alert, Hill Start Assist, Around View Monitor, Drivers Attention Alert, One-Pedal Operation, hingga Alarm & Immobilizer.

    Nissan Leaf

    Nissan Leaf
    Mobil listrik murni Nissan Leaf. (Nissan)

    Teknologi e-Power bukan satu-satunya hal yang dihadirkan Nissan di masa peralihan menuju era elektrifikasi ini. Nissan bahkan sudah menyiapkan amunisi ketika nantinya Indonesia benar-benar sudah siap memasuki era elektrifikasi dan infrastruktur sudah memadai dengan menawarkan mobil listrik Leaf yang sudah terlebih dahulu diluncurkan belum lama ini.

    “Nissan Indonesia sekarang masuk ke fase mendukung program pemerintah, bagaimana menurunkan karbon emisi. Maka strategi yang akan kami lakukan adalah lebih membawa produk-produk yang berhubung dengan EV, seperti produk e-Power, dan EV 100 persen, karena Nissan tidak hanya Leaf saja, tapi punya produk-produk lainnya,” jelas Direktur Sales & Marketing PT NMDI Tan Kim Piauw.

    Seperti diketahui untuk mobil listrik murni atau battery Electric Vehicle (BEV) Nissan Leaf, saat ini dibanderol dengan harga Rp 649 juta untuk versi one tone dan Rp 651 juta untuk versi two tone. Kedua harga ini dijual dengan status on the road DKI Jakarta.

    Nissan Leaf sendiri memiliki dua soket pengisian daya DC dan AC charging dijejali motor EM57 tipe AC3 Synchronous dengan baterai lithium-ion 40 kWh yang menghasilkan power hingga 110 kW atau setara dengan 148 Tk pada 3283-9795 rpm dan torsi maksimum 320 Nm.

    Dengan mesin ini, mobil listrik ini diklaim mampu berakselerasi 0 – 100 km per jam hanya dalam waktu 7,9 detik dengan kecepatan maksimal 155 km per jam.

     

    Populer
    GIIAS 2023
    Berita Terkait