Sabtu, April 20, 2024
Lainnya
    BeritaTerimbas Parah Efek Pandemi, Honda Pilih Fokus Layani Pelanggan

    Terimbas Parah Efek Pandemi, Honda Pilih Fokus Layani Pelanggan

    Tahun 2020 menjadi tahun ‘kelam’ bagi seluruh industri di Indonesia. Hampir seluruh sektor industri rontok akibat terjangan virus COVID-19 yang hadir menebar teror di bulan Maret lalu.

    Tak terkecuali imbas dari COVID-19 atau lebih populer disebut Corona ini juga menghantam industri otomotif yang memaksa angka penjualan kendaraan di Indonesia terjun bebas selama hampir tiga bulan belakangan.

    Bahkan prediksi dari GAIKINDO (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia) tahun ini kemungkinan besar penjualan mobil baru tidak akan tembus di angka satu juta unit. Bisa jadi jumlahnya terpangkas 40 persen dibanding angka penjualan tahun lalu, atau sekira hanya 600 ribu unit saja. 

    Pesimistis ini juga diakui oleh Honda Indonesia yang notabene menjadi salah satu dari puluhan merek kendaraan bermotor di Tanah Air yang terimbas parah efek pandemi COVID-19. 

    “Kita tahu kondisi saat ini sulit, termasuk untuk industri otomotif. Tetapi bagi kami tentu saja kesehatan, safety dan healthy itu merupakan prioritas,” curhat Yusak Billy, Business Inovation and Marketing & Sales Director PT Honda Prospect Motor saat menggelar acara ngobrol bersama media secara virtual, Jumat (8/5/2020).

    Komitmen HPM menjaga kesehatan karyawannya sebagai sebuah aset penting perusahaan terlihat jelas dengan kebijakan penghentian sementara fasilitas produksi yang berada Cikarang, Jawa Barat hingga akhir Mei ini.

    Keputusan tersebut sekaligus menjadi langkah efisiensi proses bisnis bagi Honda untuk mengontrol jumlah stok kendaraan di masing-masing dealer.

    “Bulan lalu kami sudah menginformasikan sementara penghentian produksi. Sekarang kami perpanjang sampai akhir Mei 2020. Tujuannya untuk menjamin stok sehat dan jangan terjadi suplai secara berlebihan, karena kita tahu saat ini marketnya turun jauh,” ucapnya.

    Bisa dibayangkan, bulan April 2020 kemarin penjualan ritel Honda cuma mencapai 1.855 unit, turun hingga 82 persen jika dibandingkan periode sama di tahun lalu. Sementara untuk wholesales, pencapaiannya hanya 10 persen atau 1.183 unit dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

    “Jadi sangat berat. Ritelnya turun 82 persen dan untuk wholesales turun 90 persen. Kita sama-sama tahu kalau sekarang aktivitas konsumen sangat terbatas, di sisi lain sektor perekonomian juga menurun sekali. Jadi pencapaian kami ya seperti itu adanya di tengah pandemi ini,” keluhnya.

    Fokus Melayani Konsumen

    Menyikapi kondisi tersebut, Yusak Billy menyebut Honda kini lebih berorientasi pada pelayanan konsumen.  

    “Sekarang fokus kami pada masa pandemi ini ada di sektor aftersales. Jadi konsumen bisa dilayani dalam hal perawatan kendaraannya. Kami punya program home service, pick up service, dan jika harus datang ke dealer, kita punya protokol khusus sesuai dengan aturan selama COVID-19. Fokus kami ke situ,” tambahnya.

    Meski terbentur aturan PSBB, namun diakuinya beberapa dealer Honda sudah mengantongi izi beroperasi dari pihak Kemenperin.

    “Sifatnya hanya stand-by melayani konsumen, karena kita tetap harus memastikan kendaraan konsumen selalu dalam kondisi prima untuk dipakai. Jadi kita bisa lakukan dengan home service. Kalau untuk penanganan yang berat-berat, bisa dilakukan dengan pick-up service. Beberapa bengkel kami sudah dapat izin beroperasi, atau bisa juga menghubungi hotline service kami di 0-800-14-46632. Jadi itu yang kami lakukan untuk saat ini,” jelas Billy.

    Sementara untuk urusan penjualan mobil Honda lebih banyak lewat media digital, seperti website resmi, atau untuk para loyalis Honda bisa melihat produk ataupun promo dari akun resmi Honda di instagram maupun facebook.

    “Jadi untuk pemesanan bisa dilakukan melalui digital. Di beberapa marketplace juga sudah bisa dilakukan. Intinya semua bisa dilakukan #dirumahaja,” pungkasnya. (Z)

    Populer
    GIIAS 2023
    Berita Terkait