Sebuah kendaraan baik mobil atau sepeda motor pasti membutuhkan accu atau accumulator. Ya, accu sendiri merupakan kata serapan dari bahasa asing yang sering kita dengan dengan sebutan aki.
Perlu diketahui aki adalah komponen yang sama seperti baterai, dimana aki menjadi sumber energi pada sebuah kendaraan. Oleh karena itu, jadi komponen penting pada sebuah mobil maupun sepeda motor
Aki termasuk sel sekunder, karena selain menghasilkan arus listrik, aki juga dapat diisi arus listrik kembali. secara sederhana aki merupakan sel yang terdiri dari elektrode Pb sebagai anode dan PbO2 sebagai katode dengan elektrolit H2SO4
Sejarah aki
Aki memang memiliki peran penting untuk sebuah kendaraan. Tak heran, karena fungsinya yang sangat bermanfaat dan dibutuhkan dunia otomotif, maka banyak merek-merek aki hadir menawarkan aki, dengan berbagai kelebihannya mulai dari Aki GS Astra, Aki Yuasa, Aki Gforce, Aki Delkor, Aki Furukawa dan masih banyak lainnya.
Namun sebelum muncul merek aki seperti saat ini, mari kita simak secara singkat sejarah aki pertama kali.
Menurut berbagai sumber, aki ditemukan pertama kali di dunia pada tahun 1800 oleh ahli kimia Alessandro Volta. Pria kelahiran Como, Italia tahun 1745, ini membuat susunan elemen yang disebut “voltaic pile” maka dengan begitu ditemukan pembangkit listrik yang praktis untuk pertama kali.
Lebih dari setengah abad kemudian atau sekitar 1859, seorang ahli fisika asal Perancis kelahiran tahun 1834 bernama Raymond Gaston Plante menemukan lead-acid battery yang dapat di charge berulang-ulang (recharge).
Sejurus kemudian, Plante mulai merancang sebuah baterai yang dapat menyimpan tenaga listrik yang dapat dipergunakan.
Teknologi semakin berkembang, maka pada tahun 1880 Emile Alphonse Faure mengembangkan proses pelapisan plat timah dengan pasta yang terbuat dari serbuk timah dan asam sulfat, ini merupakan terobosan besar yang menuntun langsung ke industri pembuatan Lead Acid Battery.
Kemudian pada tahun 1881,seorang fisikawan bernama J.S Sellon, mengajukan paten dimana pasta dilapiskan pada plat yang berlubang, bukan pada plat tanpa lubang, yang dengan begitu pasta melekat lebih baik pada plat timah dibanding dengan temuan Faure kala itu. Namun begitu, Sellon masih menggunakan plat antimoni.
Pada tahun yang sama, Volmar mengembangkan proses mirip dengan Sellon tapi dengan menggunakan plat timah yang berkisi-kisi.
Setelah itu berbagai perubahan terus terjadi, termasuk pada material kemasan dan sistem produksi, yang lebih meningkatkan daya simpan listriknya, memperpanjang umurnya dan lebih bisa diandalkan.
Hingga akhirnya, prinsip kerja aki sampai sekarang masih tetap sama dengan ketika pertama kali ditemukan.
Tanda aki bermasalah

Perlu OLXer ketahui, aki memang bagian sangat penting bagi sebuah mobil atau sepeda motor. Hanya saja, komponen yang menjadi sumber daya listrik ini bisa saja mengalami masalah.
Namun sebelum mengalami masalah apalagi sampai harus memutar kunci kontak ke posisi ‘On’ berkali-kali dan sulit dinyalakan. Maka, hal tersebut kemungkinan disebabkan aki tekor atau soak.
Apabila memaksa menghidupkan mesin ketika aki sedang soak secara berlebihan, maka dapat muncul masalah baru pada sistem elektronik kendaraan.
Tidak sampai disitu, risiko terparah jika engine starter dipaksakan menyala, maka program pada ECU dan Built-in System Interface (BSI) atau kontrol elektronik sistem kendaraan bakal alami locked.
Nah, jika modifikasi ini ingin OLXer lakukan, sebaiknya di konsultasi ke bengkel resmi untuk bisa mengatasi masalah kelistrikan mobil. Hal ini agar bisa mencegah gugurnya garansi mobil.
Sebelum aki benar-benar mengalami masalah, OLXer bisa mengetahui ciri-cirinya yaitu.
Pertama, indikasi suara dinamo starter terdengar lemah. Jika aki bermasalah maka mesin mobil jadi susah atau malah tidak mau hidup.
Kedua, jika aki kurang daya karena usia pemakaian, atau kurang setrum bisa disebabkan energi terbuang saat mesin tidak hidup atau terjadi kendala pada komponen pengisian aki (Alternator).
Tips Jumper Aki

OLXer juga harus tahu, kalau mobil yang lama disimpan di garasi, belum tentu akan awet dan terhindar dari masalah. Sebaliknya, salah satu masalah yang kerap muncul adalah aki jadi soak.
Nah, jika aki soak, maka alangkah baiknya langsung mengganti dengan ukuran dan daya yang direkomendasikan pabrikan agar tetap aman. Namun begitu, terkadang ada cara alternatif sebelum mengganti yang baru, yaitu melakukan jumper aki.
Ya, jumper aki jadi solusi, karena aki yang kehabisan daya bisa mendapatkan aliran listrik dari aki lain yang masih tergolong bagus. Tapi sebelum melakukannya, ada beberapa hal yang harus dipersiapkan dan diperhatikan, yaitu:
1. Gunakan kabel khusus
Untuk proses jumper aki sudah sudah seharusnya hal yang perlu diperhatikan adalah kabel khusus. Pasalnya, arus listrik pada saat menyalakan mobil sangat tinggi sehingga harus menggunakan kabel dengan kapasitas besar serta kuat menahan beban listrik bertegangan tinggi.
OLXer juga bisa mencari kabel jumper di toko-toko aksesoris mobil atau lewat online. Di platform OLX.co.id kabel jumper juga mudah didapatkan.
2. Gunakan mobil dengan kapasitas aki yang sama atau lebih besar
Yang harus diperhatikan saat jumper aki adalah kapasitas aki. Sebaiknya, aki yang digunakan untuk menjumper kapasitasnya sama besar atau lebih besar dibandingkan kapasitas aki yang tekor. Contohnya, voltase aki harus sama, misalnya sama-sama 12 volt.
3. Posisikan mobil berdekatan
Saat jumper aki, sebaiknya posisikan kedua mobil saling berdekatan. Tujuannya agar kabel yang digunakan bisa menjangkau masing-masing aki. Harus diingat, kabel jumper itu memang tidak terlalu panjang. Posisinya bisa saling berhadapan atau juga bersebelahan.
Selain itu, pastikan juga kedua mobil sudah dalam posisi aman dalam arti tuas rem terpasang aktif. Kalau mobilnya jenis transmisi otomatis, pastikan posisinya ada di posisi netral.
4. Menghubungkan kabel jumper
Sebelum melakukan jumper mobil, pastikan kedua mobil dalam kondisi mesin tidak menyala. Pastikan juga jepitan kabel sudah benar, posisi kutub terminal positif dan negatif dari kedua aki tersebut.
Jika kutub terminal baterai kotor, sebaiknya dibersihkan terlebih dulu menggunakan kain lap. Setelah memastikan semua aman, hubungkan penjepit kabel jumper berwarna merah ke kutub positif (+) aki yang normal (mobil A). Lalu sambungkan penjepit kabel jumper warna merah lainnya pada kutub aki positif (+) yang bermasalah (mobil B).
Kemudian pasang kabel jumper negatif ke kutub negatif (-) aki mobil A dan pasang sisi satunya ke kutub negatif (-) aki mobil B, setelah itu nyalakan mesin mobil A. Dalam kondisi mesin mobil A menyala, kemudian baru coba nyalakan mesin mobil B.
Biarkan mesin menyala selama beberapa menit untuk mengisi tenaga pada aki yang ‘soak’. Untuk melepaskan kabel jumper saat mobil menyala harus secara hati-hati dengan urutan lepas kabel negatif mobil B, kemudian lepas kabel negatif mobil A. Berikutnya lepas kabel positif dengan urutan yang sama seperti kabel negatif tersebut.
Kalau percobaan pertama belum berhasil, diamkan dulu selama beberapa saat agar proses pengisian tenaga menjadi lebih banyak.
Tapi sekali lagi diingatkan kepada pemilik mobil, bahwa proses jumper ini dilakukan hanya dalam kondisi darurat saja. Sebaiknya jika sudah ada indikasi aki mobil ‘soak’, mending langsung lakukan penggantian aki.
Penyebab Aki Soak

Aki soak saat hendak dipakai memang sangat menjengkelkan. Apalagi saat kita hendak buru-buru pergi ke suatu tempat dengan menggunakan kendaraan pribadi.
Jika OLXer sudah mengetahui tanda-tanda aki bermasalah, berikut ini akar masalah yang sering jadi penyebab aki soak:
1. Jarang dipakai
Ya, alasan pertama aki sering soak karena jarang dipakai. Seperti halnya aki motor atau mobil kalau mesin tidak menyala dalam jangka waktu lama, maka biasanya ada beberapa arus listrik yang terpakai secara terus menerus walau dayanya kecil. Seperti halnya sensor alarm.
Maka dari itu, solusinya adalah mencabut terminal aki atau mengganti aki atau melakukan recharge. Disarankan, untuk pencegahan agar aki tidak soak, maka panaskan kendaraan setidaknya tiga hari sekali. Dengan begitu, aki bisa senantiasa terisi.
2. Modifikasi
Pemicu aki cepat soak bisa juga karena kesalahan pemasangan ketika memutuskan untuk melakukan modifikasi kelistrikan. Alhasil daya aki jadi tidak stabil.
Biasanya, jika melakukan penambahan daya yang membuat pasokan listrik harus bekerja ekstra, sehingga membuat daya aki cepat soak karena terkuras. Akhirnya lagi-lagi, harus menggantinya dengan aki baru.
Oia, aki juga bisa saja menjadi tidak stabil, karena sumber listrik kendaraan terganggu, sehingga kemampuan komponen internal pada aki yang bertugas menyimpan energi listrik (hasil kerja Alternator) sudah tidak maksimal.
Sebagai contoh, sebuah mobil melakukan modifikasi pada sistem audio dan lampu-lampu yang tentunya membutuhkan daya. Belum lagi, dayanya harus lebih besar. Alhasil ini dapat menyedot sumber kelistrikan.
3. Lupa menonaktifkan
Lupa, kata tersebut sering diungkapkan seseorang jika sudah mengalami suatu hal yang kurang enak. Nah, terkadang, pengemudi dan penumpang lupa mematikan perangkat yang menggunakan sumber listrik, seperti halnya lampu utama dan juga lampu kabin.
Jika didiamkan perangkat lampu kabin semalaman saja, bukan tak mungkin aki langsung soak.
4. Sering isi ulang gadget
Handphone atau smartphone, jadi alat yang sangat dibutuhkan masa kini. Seakan tak mau kehilangan moment dan hal lainnya, mereka tak mau handphonenya mati karena kekurangan daya listrik.
Kehadiran fitur output lighter atau port USB dianggap sebagai penyelamat. Namun begitu, sering mengisi daya baterai dengan output lighter atau port USB juga bisa membuat aki cepat soak.
Selain itu, aki itu sendiri, mengisi daya handphone dengan fitur ini dipercaya dapat merusak perangkat Anda, karena port USB berdaya rendah.
Tips mencegah aki cepat soak
Agar aki tidak cepat soak apalagi rusak, berikut ini tips yang bisa OLXer lakukan:
1. Cermati beban pemakaian listrik
Jangan melakukan modifikasi dengan lebay alias berlebihan. Selain itu, matikan lampu saat mesin akan dimatikan maupun dinyalakan.
Penambahan aksesoris yang berlebihan juga bisa menyebabkan aki cepat soak. Nah, jika ingin melakukan modifikasi untuk audio, maka harus diperhatikan pula daya yang dibutuhkan.
2. Bersihkan aki dengan rutin
OLXer harus membersihkan terminal aki. Soalnya, terminal aki ini sering tertutup debu maupun kotoran lainnya. Jika kotor, proses distribusi aki ke komponen motor pun akhirnya jadi terhambat.
3. Catat tanggal penggantian aki
Waktu OLXer mengganti aki lama dengan aki yang baru, jangan lupa untuk membuat catatan tanggal penggantian. Jadi sebelum aki soak, OLXer sudah bisa menggantinya, dengan merujuk pada tanggal tersebut.
4. Gunakan senormal mungkin
Keberadaan aki memang dapat memenuhi semua perangkat elektronik yang dipasangkan di mobil atau sepeda motor. Namun begitu, ada baiknya aki digunakan senormal mungkin. Sebab jika digunakan berlebihan maka bisa mengalami masalah secara tiba-tiba seperti cepat tekor atau soak.
5. Jangan biarkan tidak nyala dalam waktu lama
Mobil atau motor tidak atau jarang dipakai bukan berarti mobil akan selalu sehat. Terlebih tidak dipanaskan mesinnya. Pada dasarnya, mobil yang tidak dinyalakan, namun pada bagian aki tetap menyuplai listrik ke beberapa titik meski daya yang digunakan sangat kecil, seperti halnya sensor alarm dan model alarm.
Karena itu, jika memang tak ingin memakai dan mendiamkan mobil dalam waktu lama, ada baiknya mencabut terminal aki.
6. Tidak melakukan pengecekan aki
Perawatan aki memang perlu dilakukan. Jika masih menggunakan aki basah, ada baiknya selalu mengecek cairan yang ada dan pastika terisi penuh dan tidak ada kerak.
Selain itu, dengan melakukan berbagai pengecekan maka hal itu mengurangi resiko terjadinya arus pendek yang biasanya karena ada masalah tak terduga pada aliran aki.
Cara Merawat Aki
Sebelum aki soak dan membutuhkan biaya lebih untuk menggantinya, sebenarnya ada beberapa cara untuk menghindari dan mencegahnya, yaitu :
Pertama, panaskan mesin mobil atau sepeda motor di rumah tanpa harus dikendarai. Hal ini dapat dilakukan secara berkala yakni sehari sekali atau setidaknya tiga hari sekali untuk menjaga kualitas aki maupun mesin sepeda motor.
Ketika memanaskan kendaraan, paling tidak lakukan selama 3-4 menit untuk menjaga kualitas aki sehingga tetap memberikan suplai arus listrik ke part komponen kelistrikan dan menyimpan energi listrik dengan baik.
Kedua, apabila melakukan pemasangan aksesoris atau part modifikasi yang menggunakan energi listrik, perlu diperhatikan saat melakukan pemasangan dengan memastikan sumber arus listrik yang akan digunakan.
Jika ingin memodifikasi seperti lampu, klakson ataupun part yang membutuhkan kelistrikan, sebaiknya menambahkan sekring tersendiri untuk menghindari korsleting atau terputusnya arus listrik pada sepeda motor.
Ketiga, perangkat elektronik atau aksesoris tambahan yang menempel di mobil harus dilepas. Seperti halnya charger smartphone bisa tetap menyedot daya aki. Selain itu, pastikan tak ada lampu-lampu yang menyala, termasuk lampu kabin. Sebab, jika lampu tetap menyala selama mobil disimpan walau semalam aki akan tekor.
Keempat, bagi pemilik aki basah, maka perlu dilakukan pengecekan secara berkala terhadap jumlah debit air aki. Pada komponen aki, terdapat tanda batas jumlah debit air aki atau yang disebut upper lower.
Jika debit air kurang maka diharuskan melakukan penambahan air aki sebatas garis upper yang tertera pada aki basah” ujar Endro.
Kelima, lakukan pengecekan terminal atau klep penghubung kutub positif serta negatif. Sebab beberapa masalah sering timbul pada bagian ini, misalnya munculnya jamur, karat, hingga posisinya menjadi longgar.
Jika bagian ini bermasalah, maka dapat berpengaruh pada usia dari aki yang dimiliki. Apabil muncul jamur dan karat, cara mengatasinya adalah bersihkan dengan air panas bagian terminal aki sambil digosok perlahan menggunakan sikat gigi.
Sedangkan jika setiap terminal mulai kendor, maka lakukan pengencangan dengan seksama.
Keenam, jika malas memanaskan mobil, saat ini ada alat khusus untuk menstabilkan fungsi aki seperti sistem charger. Biasanya, alat ini berfungsi untuk mengembalikan arus listrik aki pada performanya terbaiknya, meskipun ditinggal semalaman.
Dengan alat ini, voltase dan ampere yang dibutuhkan aki tetap terus terjaga sehingga tidak akan mengalami overcharge atau undercharge.
Selain itu dengan alat ini beberapa masalah aki seperti sulfatisasi (terbentuknya kristal timbal sulfat pada elemen), stratifikasi (pengelompokan asam yang tidak merata), dan desikasi (penguapan akibat charge terlalu lama dan aki kepanasan) bisa hilang.