Jakarta – Industri otomotif saat ini tengah mengembangkan bidang energi baru dan terbarukan. PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) sebagai bagian dari industri yang memproduksi kendaraan dengan angka penjualan terbanyak di Tanah Air menekankan fokusnya pada permasalahan ini.
TMMIN menjalin kerjasama dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam pengembangan riset industri dan link and match antara industri dengan akademisi.
Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) Kemitraan Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian Masyarakat antara TMMIN dan UGM ini berlangsung di Gedung Rektorat Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, pada hari Kamis kemarin, 19 September 2019.
Kemitraan riset antara keduanya mencakup topik-topik energi baru dan terbarukan, lingkungan hidup, produktivitas dan efisiensi, serta peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).
“Industri Indonesia dituntut untuk terus meningkatkan daya saing agar bisa memberikan kontribusi yang lebih kepada bangsa Indonesia. Kami yakin bahwa salah satu kunci utama untuk mencapainya adalah dengan kemitraan yang erat dengan akademisi. Semoga beragam riset yang yang kami jalankan dengan UGM dapat mengawali hubungan yang lebih erat lagi dengan dunia pendidikan,” ujar Presiden Direktur TMMIN Warih Andang Tjahjono dalam siaran pers, Kamis (19/9/2019).
Dalam bidang energi baru dan terbarukan, peneliti dari UGM akan mengkaji teknologi pembuatan biodiesel dari kelapa sawit yang menghasilkan produk dengan kualitas tinggi dan harga terjangkau.
Peneliti UGM juga akan mengkaji penggunaan tanaman kenaf yang memiliki nilai ekonomis untuk konservasi lahan gambut. Serat kenaf ini juga merupakan serat organik yang memiliki beragam kegunaan.
Dan di bidang produktivitas dan efisiensi, peneliti UGM akan mengkaji upaya pembetukan ekosistem yang dapat mendukung inkubasi dan pertumbuhan Industri Menengah dan Kecil (IKM) dalam menghadapi revolusi industri 4.0.
Peneliti UGM juga akan mengembangkan kompetensi SDM berbasis industri dengan membangun robot industri berbasis kecerdasan buatan.
“Kedepannya persaingan akan terjadi bukan lagi antar perusahaan atau industri melainkan antar ekosistem. Oleh karena itulah ekosistem industri yang kompetitif harus terus menerus dibangun dengan meningkatkan kerjasama triple helix antara industri, akademisi, dan pemerintah,” pungkas Direktur Administrasi, Korporasi, dan Hubungan Eksternal TMMIN Bob Azam.
Riset-riset ini akan berlangsung selama 6 bulan dan hasilnya selain menjadi kajian ilmiah juga akan didesiminasi ke industri-industri terkait sejalan dengan semangat link and match. (Z)