Di Indonesia, Toyota jadi merek mobil terlaris selama Januari-Juni 2021 dengan market share 31,1 persen atau mencapai 122.177 unit untuk wholesales dan sebanyak 120.717 unit untuk retail sales.
Lantas bagaimana dengan penjualan secara global?
Dilansir Kyodo News, Toyota Motors Corp menjadi produsen mobil terlaris di dunia untuk semester pertama 2021 dengan jumlah 5.467.218 unit atau naik 31,3 dari periode yang sama sebelumnya.
Jumlah penjualan Toyota ini, ternyata melampaui pencapaian perusahaan otomotif jenama Jerman, Volkswagen AG, yang ada di urutan kedua mobil terlaris di dunia periode Januari-Juni 2021 yang mencapai 4.978.200 unit. Jumlah ini naik 27,9 persen dari tahun sebelumnya,
Raihan Toyota Motors Corp ini disebutkan tak lepas peran anak perusahaan Toyota yang penjualannya cukup memberikan sumbangsih, yaitu Daihatsu Motor Co dan truk Hino Motors Ltd, dimana masing-masing menyumbangkan 386.933 unit dan 75.660 unit.
Bagi Toyota, kenaikan penjualan ini sangat positif mengingat, kondisi perekonomian dunia masih dalam kondisi terpuruk karena pandemi Covid-19 dan terjadinya krisis chip semikonduktor secara global.
Hanya saja, hal yang patut disyukuri yaitu beberapa market Toyota mengalami peningkatan permintaan, terlebih di pasar utama mereka yaitu Amerika Utara dan China.
Tingginya permintaan model mobil baru di kedua negara tersebut berhasil meningkatkan penjualan mobil Toyota menjadi 4,3 juta unit atau naik hingga 36,5 persen dari periode yang sama tahun lalu.
Jika di Indonesia mobil-mobil seperti Calya, Avanza, Agya, dan Kijang Innova yang mendongkrak penjualan, maka di negeri asalnya Jepang, mobil Toyota yang paling laris adalah SUV Toyota Harrier dan Yaris. Kedua mobil ini disebut menyumbangkan 15 persen atau terjual 1,17 juta unit.
Lalu bagaimana dengan Honda? Di negeri Sakura, sepanjang Januari-Juni 2021 terdapat Honda Motor Co menorehkan penjualan hingga 2,37 juta naik 25,8 persen dibanding periode yang sama sebelumnya.
Adapun fakta-fakta dari peningkatan penjualan ini yaitu masalah Krisi chip global dan pandemi memaksa Toyota maupun Volkswagen untuk mengurangi proses produksi. Selama pandemi permintaan semikonduktor meningkat, padahal chip ini digunakan dalam berbagai produk mulai dari laptop, konsol game, hingga mobil.
