Merek mobil Toyota memang memiliki pabrik produksi di Tanah Air yang digarap langsung PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN). Perusahaan yang memiliki pabrik produksi di Sunter, Jakarta dan Karawang, Jawa Barat ini membuat sejumlah mobil yang tak hanya dipasarkan secara domestik, namun juga ekspor.
Tentu saja adanya pabrik Toyota di Indonesia ini membuat rasa penasaran, apakah Toyota Indonesia juga akan menggarap mobil listrik, karena tren otomotif di dunia kini semakin gencar ke arah mobil ramah lingkungan.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Administrasi, Korporasi dan Hubungan Eksternal PT TMMIN, Bob Azam angkat bicara. Bahkan dia mengatakan, dengan adanya tren elektrifikasi, hal ini bisa mempertahankan performa agar jadi salah satu andalan komoditas ekspor.
“Apalagi otomotif ini termasuk produk manufacturing berteknologi tinggi. Jadi kekuatan satu negara itu bisa dilihat dari kemampuan dia mengekspor produk teknologi tinggi. Maka, ini yang harus kita pertahankan,” ungkap Bob melalui live streaming di Instagram.
Bob juga mengatakan, jika ekspor kendaraan listrik terealisasi, maka bukan tak mungkin kedepannya akan berdampak positif dan berpengaruh pada nilai tukar mata uang rupiah yang lebih kuat.
Hanya saja, kata Bob, untuk menuju elektrifikasi, hal itu sangat tergantung pada kebijakan yang dibuat pemerintah. Dengan adanya kebijakan yang dikeluarkan, lanjut Bob, maka nantinya dapat memberikan rangsangan investasi pengembangan mobil listrik yang ada di Indonesia.
Bob juga menyatakan, jika investasi otomotif semakin tumbuh, maka pasarnya tidak hanya untuk di Indonesia, tetapi juga pasar ekspor. Seperti diketahui, beberapa merek otomotif ternama di dunia memang memiliki pabrik produksi di Indonesia.
Nah, dengan meningkatnya tren mobil listrik, maka banyak yang berharap bahwa mereka juga kecipratan untuk memproduksi mobil tanpa bahan bakar minyak dan mengekspornya ke sejumlah negara.
“Karena kita sebagai industri membutuhkan skala ekonomi, kalau cuma untuk domestik market, mungkin skala ekonominya itu butuh waktu untuk tercapai. Tapi, dengan adanya pasar ekspor kita berharap skala ekonomi bisa tercapai dan pada gilirannya nanti kita bisa memberikan kontribusi untuk industri hulu kita, yaitu di tambang nikel,” terangnya.
Lebih lanjut, Bob mengatakan, jika otomotif elektrifikasi berkembang, maka nanti tambang nikel yang ada di Indonesia diharapkan akan ikut semakin berkembang.
“Untuk itu kita butuh pasar yang besar, dan untuk pasar besar itu pemerintah harus kerjasama dengan pelaku industri otomotif, untuk sama-sama melihat beberapa faktornya seperti domestiknya seperti apa? Ekspor seperti apa? Dan produk apa yang cocok untuk kita kembangkan? Teknologi apa yang berkembang lebih cepat, tidak hanya di Indonesia tapi juga pasar ekspor,” jelasnya.