Konsumsi BBM Ertiga Hybrid diklaim irit, bahkan menyaingi model Ertiga biasa. Apa benar?
News.OLX – Suzuki Ertiga pertama kali rilis pada tahun 2012 dan telah menjadi salah satu model populer di kategori MPV tanah air.
Satu dekade kemudian, Suzuki luncurkan Ertiga Hybrid. Menggabungkan mesin bensin dengan motor listrik, konsumsi BBM Ertiga Hybrid diklaim lebih irit. Benarkah demikian?
Ternyata Segini Konsumsi BBM Ertiga Hybrid
Suzuki Ertiga Hybrid menawarkan efisiensi BBM yang impresif. Hal ini terbukti melalui angka konsumsi yang tercatat dalam uji coba media pada tahun 2022 silam.
Dengan transmisi otomatis (AT), konsumsi BBM Ertiga Hybrid mencapai rata-rata 28,7 km per liter, sementara versi manual (MT) mencapai 34,2 km per liter. Ini berarti, Ertiga Hybrid mencapai konsumsi BBM sekitar 0,029 liter per kilometer untuk model matic dan sekitar 0,035 liter per kilometer untuk model manual.
Meskipun terdapat sedikit selisih, sekitar satu hingga dua kilometer, antara angka konsumsi bahan bakar yang tampil di Multi Information Display (MID) dengan perhitungan manual, ini terbilang variasi yang normal.
Di sisi lain, konsumsi BBM Ertiga Hybrid jauh lebih hemat daripada Ertiga konvensional yang hanya mencapai 11,8 km per liter. Kok bisa?
Kenapa Ertiga Hybrid Lebih Irit BBM?
Konsumsi BBM Ertiga Hybrid yang super hemat ini berlatar belakang sejumlah faktor yang mencakup teknologi hybrid dan fitur-fitur inovatif.
Pertama, teknologi hybrid pada kendaraan ini terutama melibatkan sistem Smart Hybrid Vehicle by Suzuki (SHVS). Sederhananya, kendaraan menggunakan tenaga listrik secara efisien saat berhenti atau berkendara pada kendaraan rendah. Hal ini mengurangi konsumsi BBM dan emisi gas buang.
Fitur-fitur baru seperti Integrated Starter Generator (ISG) dengan baterai lithium-ion, Auto Start-Stop, dan Acceleration Assist juga berkontribusi pada penghematan BBM.
ISG membantu dalam proses penggantian tenaga dari mesin bensin ke motor listrik. Komponen kunci ini berfungsi sebagai motor listrik yang terintegrasi dengan mesin pembakaran internal.
Saat kendaraan berhenti, seperti pada lampu merah, ISG mengubah energi kinetik yang terbentuk karena pengereman menjadi energi listrik. Energi ini kemudian tersimpan dalam baterai lithium-ion.
Auto Start-Stop sendiri mematikan mesin saat kendaraan berhenti dan secara otomatis menghidupkannya kembali saat pedal gas diinjak. Sementara itu, Acceleration Assist memberikan tambahan tenaga untuk akselerasi. Alhasil, mesin bensin dapat bekerja secara optimal.
Hemat BBM tapi Jarang Dilirik, Ini Alasannya
Kendati Ertiga Hybrid dipasarkan dengan harga bersaing, dimulai dari Rp273,7 juta OTR Jakarta, namun, sayangnya, penerimaan terhadap model ini masih kurang signifikan di Indonesia.
Salah satu penyebabnya yakni kurangnya pemahaman masyarakat mengenai teknologi hybrid dan manfaatnya. Masyarakat tampaknya perlu lebih banyak edukasi tentang efisiensi BBM dan dampak positif lingkungan dari menggunakan kendaraan hybrid.
Selain itu, faktor lain seperti kurangnya infrastruktur charging untuk kendaraan listrik dan hybrid juga menjadi kendala. Keengganan konsumen untuk beralih ke teknologi baru yang belum sepenuhnya meluas turut memengaruhi tingkat adopsi Ertiga Hybrid.
Terakhir, ketidakpastian soal biaya perawatan dan suku cadang juga dapat menjadi pertimbangan bagi konsumen. Meski model hybrid umumnya lebih efisien dan rendah biaya operasional, persepsi konsumen terhadap pengeluaran maintenance dan servis dapat berpengaruh terhadap keputusan pembelian pula.
Terlepas dari itu semua, Ertiga Hybrid hadir sebagai pilihan menarik bagi konsumen yang menginginkan mobil MPV irit BBM sekaligus ramah lingkungan.
Mau punya mobil bekas murah tapi kualitas tidak murahan? Yuk, cek penawaran terbaik di OLX sekarang! Download aplikasi OLX di Google Play Store atau App Store untuk akses cepat ke ribuan iklan terverifikasi dari penjual terpercaya. Jadi, tunggu apa lagi?
