Ada beberapa perbedaan antara baterai LFP dengan baterai nikel yang perlu kamu ketahui. Cek infonya di sini!
News.OLX – Beberapa waktu lalu, isu mengenai penggunaan baterai LFP dan nikel cukup ramai diperbincangkan. Hal ini karena adanya peralihan untuk menggunakan tipe LFP yang dianggap lebih ramah lingkungan, hemat, serta tahan lama. Kehadirannya juga merupakan pengganti atau alternatif pada mobil listrik.
Lantas, beberapa perbedaan baterai nikel dan baterai LFP, diantaranya:
1. Perbedaan Baterai Nikel dan Baterai LFP Berdasarkan Struktur Kimianya
Bahan nikel pada mobil listrik termasuk kedalam kategori lithium-ion battery. Di mana di dalamnya memakai material katoda yang berasal dari beberapa campuran zat, seperti campuran nike (Ni), mangan (Mn), serta kobalt (Co).
Oleh karena itu, tipe ini juga terkenal dengan NMC. Komposisi masing-masing zat pun bergantung dari variasi NMC-nya.
Sementara itu, LFP bersumber dari katoda. Katoda tersebut berasal dari elektrolit penghantar ion lithium, anoda yang berasal dari susunan karbon, serta LiFePO4 (Lithium Ferro Phosphate). Beberapa orang juga mengenalnya sebagai LiFePO4 battery.
2. Kemampuan Penyimpanan Daya
Karena kepadatan energi yang tinggi, tipe nikel bisa menampung lebih banyak daya atau energi. Ukuran kemasannya pun bisa lebih ringan sekaligus kecil, sehingga tidak memberikan pengaruh besar dalam bobot mobil.
Sementara itu kepadatan energi pada tipe LFP lebih sedikit daripada nikel. Dengan begitu, jika harus menyimpan jumlah energi yang sama, maka ukurannya akan lebih besar. Sementara jika ingin ukurannya lebih mini, maka kapasitas energi otomatis juga lebih kecil.
3. Ketahanan Termal
Perbedaan baterai nikel dan baterai LFP ini berkaitan dengan kemampuannya dalam menahan panas.
Dari aspek ketahanan termal, bahan nikel terlihat kurang stabil, padahal sistem manajemen termal tersebut sangat penting. Tujuannya adalah menghindari terjadinya panas berlebih, sehingga keselamatan pengguna terjamin.
Pada akhirnya, karena ketahanan termal yang kurang, hingga sekarang kasus pembengkakan, terbakar, hingga ledakan jauh lebih banyak pada tipe ini.
Sementara itu, LFP lebih stabil dalam aspek termal dan kemampuan menerima suhu panas juga lebih tinggi. Hal itu karena adanya struktur LifePO4 sebagai komponennya.
Karena itulah kendaraan dengan berbahan LFP cenderung lebih stabil dan terhindar dari risiko pelepasan panas hingga kebakaran.
4. Masa Pakai
Untuk jangka panjang, masa pemakaian tipe nikel lebih pendek, karena siklus pengisian dayanya hanya hingga 1000 kali. Namun, tentu saja masa pakainya masih cukup mumpuni untuk beberapa tahun penggunaan. Sehingga masih bisa cocok untuk diaplikasikan pada benda elektronik ataupun mobil.
Di sisi lain, LFP memiliki masa pemakaian yang lebih lama daripada jenis nikel. Hal tersebut karena LFP mampu menerima siklus pengisian daya hingga 3000 kali. Dengan begitu, kamu bisa menggunakannya lebih lama daripada tipe nikel untuk keperluan mobilitas sehari-hari.
5. Harga
Kisaran harga baterai nikel di pasaran adalah 90 hingga 100 Dolar/kWh. Sementara tipe LFP harganya di kisaran 70 hingga 80 Dolar/kWh. Artinya, tipe LFP lebih murah sekitar 205 sampai 30% daripada nikel.
Secara tidak langsung, hal ini juga bisa membuat harga mobil listrik dengan LFP menjadi lebih miring daripada mobil dengan nikel.
Di mana hal ini cukup menjadi concern, karena beberapa negara menganggap pasaran mobil listrik saat ini masih sangat mahal Jika sudah lebih miring, maka tentu saja akan lebih banyak orang yang bisa membeli.
Memutuskan pilihan pada mobil listrik dengan baterai nikel atau LFP ada di tangan kamu.
Namun, jika ingin lebih murah, awet, dan mengurangi risiko kebakaran, maka tipe LFP lebih cocok. Nah, bila kamu ingin cek aksesoris untuk percantik mobil listrikmu, pastikan beli di OLX. Unduh juga aplikasi OLX di Google Play Store dan App Store.
